Juno
melangkahkan kakinya dengan berat saat ia keluar meninggalkan ruangan latihan,
di salah satu tangannya ia menggenggam ponselnya dan wajahnya terlihat merah
padam menahan saat melihat sebuah pesan yang masuk ke ponselnya, ‘maafkan aku, sepertinya aku pun tetap belum
bisa hadir di pertunjukan musikal mu bulan depan.’ Sebuah pesan singkat itu
dikirim oleh seseorang yang sepertinya sangat diharapkan olehnya untuk bisa
hadir pada pertunjukan musikalnya kelak.
Hampir dua puluh tujuh bulan yang lalu, Juno mendapatkan jadwal untuk pentas sebuah drama musikal mewakili kelompok musikal yang selama ini menjadi tempatnya bernaung bahkan sejak ia masih berada di sekolah menengah, disaat itulah mereka bertemu… “maaf, boleh aku meminta tanda tanganmu ? aku adalah penggemarmu” sapa seorang gadis yang datang dengan menggenggam sebuah kertas dan pulpen padanya, dia terlihat cantik dengan gaun one peace berwarna putih yang memperlihatkan keanggunannya kala itu, “aku ? apakah kau tidak salah orang ?” …
Hampir dua puluh tujuh bulan yang lalu, Juno mendapatkan jadwal untuk pentas sebuah drama musikal mewakili kelompok musikal yang selama ini menjadi tempatnya bernaung bahkan sejak ia masih berada di sekolah menengah, disaat itulah mereka bertemu… “maaf, boleh aku meminta tanda tanganmu ? aku adalah penggemarmu” sapa seorang gadis yang datang dengan menggenggam sebuah kertas dan pulpen padanya, dia terlihat cantik dengan gaun one peace berwarna putih yang memperlihatkan keanggunannya kala itu, “aku ? apakah kau tidak salah orang ?” …