Hai 2015. Hai para penjelajah blog, kali ini saya kembali dan ingin
mencoba untuk menulis sebuah review buku, karena sebelumnya saya belum pernah
menulis review buku, jadi saya akan mencobanya dengan menulis tentang buku saya
sendiri, mungkin kalian akan berfikir saya melakukan ini dengan sedikit tujuan
seperti promosi atau mungkin membanggakan karya saya sendiri, tapi kalau anda
meneruskan membaca review ini, saya yakin anda pasti akan berfikir sebaliknya,
jadi …. Bagaimana kalau kita mulai sekarang ?
Judul : Sebongkah Kerinduan
Penulis : Tsanamilta Amirah
Penerbit : Mozaik Indonesia
Cetakan Pertama : 2013
Oke, untuk kalian ketahui, sebenarnya saya sudah menyelesaikan novel ini 2
tahun sebelumnya, dan novel pertama saya ini sebenarnya adalah naskah ke dua
yang saya kirimkan pada pihak penerbit yang sama, [jangan tanya kemana naskah
pertama saya saat ini karena kalaupun naskah itu rilis atau dibukukan, pasti
orang orang akan mengira saya melakukan plagiat terhadap sebuah judul sinetron
di televisi terkenal di Indonesia. Ps: untuk yang ingin membaca naskah tersebut,
kebetulan naskah itu yang masih dalam bentuk mentah sudah saya keep di blog ini
jauh sebelum sinetron itu terkenal atau bahkan sebelum naskah itu berencana di
‘masak’ dan diterbitkan].
Kembali kenovel saya yang selanjutnya hanya akan saya tulis dengan huruf
SB (sebongkah kerinduan) untuk mempersingkat.
Karena novel SB ini adalah salah satu dari 12 novel yang termasuk
dalam proyek seri pendidikan karakter, jadi saya menuliskan novel ini dengan
sasaran pasar ialah remaja atau anak usia sekolah, jadi jangan heran jika
ceritanya mungkin terlalu ringan, atau mungkin bahkan sedikit dipaksakan, jika
anda menanyakan apakah saya tidak merasakan ada sesuatu yang aneh setelah
membaca novel ini, tentu saja saya merasakan banyak kejanggalan, tapi yah tentu
komentar itu akan berbeda jika kita tanyakan dengan beberapa pembaca yang
memang menjadi tujuan/sasaran dibuatnya novel ini.
Saya sadar didalam novel SB ini masih banyak sekali kesalahan, seperti
kesalahan pengetikan, kesalahan pengejaan kata, ataupun pemisahan bagian bagian
dari tiap tiap cerita, dan saya yakin masih banyak kesalahan yang lainnya lagi,
saya juga mendengarnya dari banyak teman yang membaca novel saya, komentar
mereka hampir sama, saya akui itu karena tentu saja saya tidak bisa menutupi
fakta fakta tersebut dan ini akan saya jadikan pelajaran agar di lain waktu
saya bisa lebih berhati hati dan teliti, karena hal seperti ini tidak bisa saya
salahkan sepenuhnya pada pihak penerbit ataupun editor bukan ?
Selanjutnya, saya ingin berterima kasih untuk teman teman yang tersebar di
banyak daerah di Indonesia yang sudah berusaha mencari dan menemukan
‘keberadaan’ novel SB ini, karena saya sendiri tidak akan bisa memastikan satu
persatu apakah novel ini tersebar dengan baik atau mungkin hanya ada di
beberapa kota di Indonesia, oh iya, saya juga ingin berterima kasih untuk
beberapa komentar pembaca yang menyapa melalui sosial media pribadi saya,
Alhamdulillah ternyata ada pembaca yang memang ‘sesuai umur’ dari target
dibuatnya novel ini, dan untungnya mereka menikmati sesuai apa yang saya
harapkan, karena novel ini memang dibuat untuk usia mereka, meskipun hanya
beberapa orang yang menyampaikan hal itu pada saya, tentu saja itu sudah cukup
untuk membuat saya bersemangat dan ingin terus menulis, karena sejujurnya terlalu banyak ide
dikepala dan sedikitnya waktu luang yang saya bisa manfaatkan untuk menulis
seringkali membuat saya berharap suatu saat saya bisa memiliki waktu khusus
hanya untuk menulis, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih untuk pembaca
sekalian, saudara tersayang, teman teman maupun adik adik diluar sana.
Selanjutnya saya akan membahas sedikit tujuan dari cerita dinovel Sebongkah
Kerinduan ini, tema utamanya adalah ‘tolong menolong’ mungkin jika saya katakan
hal itu akan sulit anda dapatkan didalam novel ini, tapi seiring dengan
berjalannya waktu saya juga merasa bahwa tema tersebut sudah bergeser, maklum 2
tahun bukan waktu yang singkat, mungkin tema itupun harus disesuaikan kembali.
Seperti yang tertulis pada bagian belakang sampul, disana diceritakan tentang
seorang tokoh yang memendam kerinduan kepada saudaranya, dan didalam novel ini
pun diceritakan sedikit banyak kisah lengkapnya, sejujurnya untuk saya yang
bukan berusia remaja lagi, menulis novel seperti ini mungkin memang kegemaran
saya, tapi tentu saja saya menulisnya saat saya masih menggunakan seragam
sekolah, bukan saat saya duduk sebagai mahasiswa, kesulitan utama saya adalah
bagaimana agar saya bisa masuk sebagai karakter tokoh-tokoh yang ingin saya gambarkan
melalui tulisan saya ini, bagaimana seharusnya orang-orang dengan usia tertentu
berfikir ataupun bertindak, dan belum lagi tidak seperti naskah pertama saya
[yang menghilang entah kemana itu] naskah ini saya tuliskan hanya dengan
tenggat waktu kurang dari 2 minggu, dan saat itu juga saya berhadapan dengan
jadwal ujian akhir semester, alhasil saya menulis setiap saya kembali dari
kampus setelah menyelesaikan ujian saya, dan ‘terpaksa’ mengesampingkan ujian
saya dengan memperlajari bahan ujian hanya 3 jam sebelum berangkat kekampus
(tolong jangan dicontoh), jadi mungkin ini juga yang membuat banyaknya
kesalahan-kesalahan didalam novel ini. Di novel SB ini juga sebenarnya masih
sedikit terasa aroma dari naskah pertama saya yang hampir keseluruhan seting
nya ber’aroma’ Eropa, jadi jangan bingung jika tokoh utamapun blasteran alias
berdarah campuran, sejujurnya saya sedikit kesulitan untuk membuat cerita yang
‘masuk akal’ atau mungkin sederhana untuk ditangkap oleh ‘pembaca target’ kali
ini, karena saya sendiri menyukai imajinasi yang gila dan bahkan sedikit sulit
untuk dituliskan, seperti dalam novel ini sendiri saya harus memperkecil ruang
imajinasi saya demi memenuhi syarat untuk berpartisipasi pada proyek ini.
Berikutnya ? saya berharap anda sekalian masih akan terus meluangkan waktu
untuk membantu saya memperbaiki kemampuan menulis saya, karena saya orang yang
akan sangat bersemangat mendengar berbagai masukan dari anda sekalian, jangan
khawatir untuk mengatakan yang sejujurnya karena saya akan menanggapinya dengan
sangat positif, saya berharap novel ini hanya akan menjadi novel pertama saya
bukan menjadi novel terakhir karena menulis adalah pekerjaan utama saya, bukan
hanya hobi tapi menulis sendiri sudah seperti bagian hidup saya.
Baiklah, terima kasih telah meluangkan waktu, saya berharap di tahun 2015
ini saya bisa semakin produktif sebagai penulis, meskipun mungkin saya harus
memulai kembali dari awal sebagai blogger yang terlalu sering mengisi blognya
dengan hal hal yang terlalu dipaksakan, hha … jangan bosan mengunjungi blog
ini, dan sampai bertemu di update berikutnya, bye ~~
Komentar
Posting Komentar