Langsung ke konten utama

RINDUKAN DIRIMU (part 6-9)

Ozy terduduk diam di kursi salah satu sudut belakang panggung, sepertinya dia sedikit nervous karena sebentar lagi dia akan tampil untuk menggantikan posisi Rio dan Keke di atas panggung, “Zy, kamu dah siap kan ?” tanya Acha menegur Ozy dan duduk di dekat Ozy, “ng ..” Ozy belum menjawab, ia hanya berkata di dalam hatinya, ‘aku gugup banget nih, apa lagi kalau liat kamu’ Ozy tersenyum tipis, Acha sempat menangkap ekspresi muka Ozy yang memberikan seulas senyuman tanpa sebab itu, “hey Zy ! yaelah, di tanyain malah bengong” Acha geleng geleng melihat temannya itu, “iya Cha, aku udah siap kok, siap banget malah, kamu juga kan ?” jawab Ozy akhirnya, ia menghela nafas panjang, iringan lagu Indonesia Pusaka akan segera berakhir, itu pertanda Ozy dan Acha harus segera beranjak dari duduk mereka, “bismillah ..” ujar Ozy sembari menarik nafas panjang (lagi), sepertinya mereka memang sangat gugup untuk tampil di panggung, hingga tak menyadari, sedari tadi Nova dan Alvin memperhatikan mereka berdua sambil senyum senyum dan memasang telinga, “hhha …!” akhirnya suara ketawa NOVIN (Nova Alvin –red) meledak, mereka sebenarnya tak kalah nervous nya dari OCHA (Ozy Acha –red) tapi, mereka tetep berusaha enjoy, “wah, tadi suara lo qreen banget Rio !” puji Nova, seolah ia baru saja melihat idola pujaanya, “hha, lebay . biasa aja kali Va ..” celetuk Keke sembari memberikan segelas air mineral untuk Rio, “thank’s Ke, iya nih Nova ngejek yah ?” jawab Rio sambil tersipu, “udah udah, dengerin tuh si OCHA nampil” potong Alvin pada ke tiganya, “hha, gw udah kangen banget dengan suara ini ..” ucap mengenang Rio tanpa sadar, “kangen ?” Nova yang mendengar perkataan Rio langsung refleks bertanya, “ng,, iya maksud gw, gw kangen ama lagu ini, ini lagu Satu Nusa Satu Bangsa kan ?” jawab Ryo ngeles, “haha, iya iya lo pasti dah kangen banget ya ama ni lagu ?” samber Alvin menyadari kalimat Rio yang terdengar sumbang (bohongan –red) Keke yang juga sempat kaget dan ia hanya bisa tersenyum, ‘toh semuanya sudah bisa menerima keadaan Ozy yang seperti sekarang?’ ujar Keke membatin, tanpa mereka sadari ternyata OCHA sudah kembali ke belakang panggung, dan sekarang saatnya NOVIN naik ke atas panggung dan lagu yang akan mereka bawakan ialah Dari Sabang Sampai Merauke, lagi lagi penampilan mereka tak kalah mendapatkan sambutan yang meriah dari semua yang melihat, yah baik Rio, Keke, Ozy, Acha, Alvin dan Nova sangat lega karena sudah bisa tampil dengan sempurna (padahal latihannya dadakan), tanggal 3 bulan 8, di SMA38 ‘hari yang menyenangkan !’ ucap mereka dalam hati.


Pagi menyapa, hari ini Rio ada jadwal mengikuti kelas vocal jam 8, sedangkan Alvin ada latihan rutin bersama tim sepak bola sekolah jam 6, tapi berbeda dengan Ozy yang hingga jam 10 nanti masih belum ada kelas sama sekali, karena di hari selasa, Ozy hanya mengikuti kelas Bahasa Inggris jam 10, Sejarah jam 3 serta Matematika jam 7 malam, sistim di sekolah mereka memang bisa di bilang jauh berbeda, disini para murid mengikuti pelajaran dengan cara mereka sendiri, tergantung mereka ingin masuk di ruang berapa, kelas apa, pelajaran apa dan jam berapa, karena sekolah mereka tidak lagi menganut sistim seperti sekolah sekolah pada umumnya, tapi sekolah mereka lebih menganut sistim perkuliahan, namun tetap harus sesuai porsi masing masing siswa.


Karena merasa jenuh duduk di perpustakaan, setelah selesai mengerjakan PR nya, Ozy lalu memutuskan untuk duduk duduk di taman belakang asrama, baru beberapa menit ia duduk di salah satu kursi taman, lalu seseorang datang menghampirinya, “hai Ozy” sapa orang itu ramah, “eh, kak ?” jawab Ozy sambil tersenyum,
“ngapain kamu sendirian di sini ? belum ada kelas yah ?”
“iya kak …”
“hem, kamu kemarin juga ikutan nyanyi kan untuk acara birthday sekolah kemarin ?”
“ng, iya emang nya kenapa kak ?”
“suara kalian bagus, aku suka denger suara kalian semua, terus penampilan kalian juga !”
Ozy tersenyum mendengar pujian itu, pujian yang terkesan terlalu sederhana, tapi jujur!
“aku punya adik yang seumuran kalian namanya Lintar, tapi dia gak sekolah disini, coba dia juga sekolah disini yah ? pasti kalian bakal akur banget tuh lagi pula adik ku itu juga suka nyanyi n main alat musik”
“oh ya ? Lintar yah kak ?”
“iya, dia sekarang sekolah di SMA Putera, kami berdua juga sering nyanyi bareng, kemarin, begitu ngeliat kalian, aku langsung inget ama adek ku itu ..”
“emang kak Dea suka nyanyi juga ?”
“iya dong ! hha .. kamu gak nyangka ya aku suka nyanyi ?”
“oh, terus kenapa kemarin kakak nunjuk aku dan yang lainnya ? kenapa kakak gak ikutan nyanyi juga ?”
“aih, gak apa apa deh, kan kalau kalian yang tampil, bisa jadi penyemangat untuk angkatan kalian, kalau semuanya senior yang tampil ntar kalian pada minder lagi …”
“hm, bener juga sih ka, oh iya kalo begitu kapan kapan kenalin aku sama ade kaka itu yah ? siapa ka namanya, Lintar ya ?”
“yupsz, pasti !” jawab Dea dengan senyumnya yang lebar, Ozy senang memiliki senior seperti Dea, dia ramah, sejak kenalan di belakang panggung kemarin, mereka semua langsung akrab dengan Dea.

___________________________________________________________________________________________


Aku berjalan menelusuri trotoar di pinggir jalan menuju kearah rumah ku, entah kenapa, aku merasa rindu akan jalan ini, jalanan ini mengarah pada sebuah persimpangan, yang menuju pada dua perumahan yang saling membelakangi, kini aku berhenti tepat disebuah persimpangan jalan itu, pikiranku mengajak ku berlari ke masa yang sepertinya sudah sangat lampau, aku seperti melihat dua orang anak laki laki berseragam putih biru menggayuh sepeda mereka masing masing, dan … mereka sama sama berpisah di persimpangan ini, di tempat aku berdiri saat ini, aku tersadar dari lamunan ku, saat seseorang menepuk pundak ku dari belakang, dan saat aku memutar tubuh ku, ternyata anak itu, seseorang yang sangat aku kenal, meskipun ia kini sudah terlihat sedikit lebih dewasa dari sebelumnya, seseorang yang tadi sedang bersepeda bersama seorang temannya di dalam imajinasiku, “Rio ?” ucapku, ‘benarkah dia yang tadi ada di dalam imajinasi ku ?’ aku membatin, ‘lalu siapa anak laki laki yang bersamanya ? apakah anak itu adalah … aku sendiri ??? tapi, kenapa aku tidak bisa mengingat hal itu sekali lagi?’ “ngapain Zy ? bengong sendirian di pinggir jalan ?” tanya Rio pada ku, “ah, kamu Io ?” aku bingung harus berkata apa, apakah aku harus menanyakan hal itu pada Rio ? toh dia juga saat ini sudah menjadi sahabatku? “aku gak apa apa kok Io, cuma, gak tau kenapa aku ngerasa rindu ama jalanan ini, padahal aku gak pernah ngerasa ada sesuatu yang special dengan persimpangan ini”
“masa sih ? kamu serius Zy ?”
Aku terdiam, sedikit terkejut dengan tatapan mata Rio yang sedikit terbelalak, sepertinya ia tak mempercayai kalimatku, mungkin ia juga merasa aneh dengan kata kataku barusan,
“Ozy ?”
“iya, gak tau kenapa, aku ngerasa sering lewat jalan ini ..”
“oh ya ? apa kamu inget sesuatu ?”
“ya ..”
Rio mengangguk pelan, sepertinya ia tak sabar menanti lanjutan dari kata kata ku itu
“sesuatu ? maksudnya ?”
“iya, apa aja yang kamu inget tentang jalan ini Zy ..”
“hm, gak ada, aku aja bingung karena kenapa tiba tiba saat lewat jalan ini, aku ngerasa sudah lama banget gak lewat jalan ini, hanya saja ..”
“hanya saja kenapa Zy ?”
“aku tadi sempet kebayang, dua anak cowo pake seragam SMP lagi naik sepeda di jalan ini, tapi sudahlah .. aku yakin itu hanya imajinasiku aja”
“APA ?!”
“kenapa sih Rio ? lo sakit yah ? dari tadi tampang lo kaya kaget gak jelas gitu ?”
“ng, gak apa apa sih, ya gw kaget aja, kok lo bisa inget hal begituan ?”
“hah ? ya, kan gw tadi dah bilang, paling itu cuka halusinasi gw aja ..”
“hm, kalo gw bilang itu kenyataan gimana Zy ?”
Pertanyaan Rio betul betul membuat ku bingung saat ini,
“iya, karena sebenernya itu bukan halusinasi ato imajinasi lo Zy, itu nyata !”
“oh ya ? kok lo bisa yakin gitu Io ?”
“ya iyalah, …”
“aduh, jangan bikin orang penasaran deh !”
“iya, itu kan kalian berdua !” teriak Alvin dan Keke kompak, yang ternyata sedari tadi berdiri di belakang mereka berdua.


Rio dan Ozy sangat kaget saat mengetahui ternyata ada Keke dan Alvin di belakang mereka, “lo, kalian ?” tanya Riozy kompak, “ng, apa maksud kalian dengan bilang ‘iya, itu kan kalian berdua !’ ke kita ? kalian nguping yah ?”
tanya Ozy bertubi tubi, sedangkan Riozykevin malah sibuk bertukar pandang, “hello .. I ask you ..” ujar Ozy
lagi sembari melambai lambaikan tangannya di depan wajah ke-tiganya, “ng, begini Zy,
maaf sebelumnya …” Keke mulai membuka mulut dan duduk di batu trotoar,
“Ke … ?”
ujar Rio, ia bener bener gak ngerti apa yang akan di lakukan Keke, namun ia
sama sekali tak tahu harus berkata apa, rasanya di lehernya seperti ada yang
menahannya untuk berbicara, begitu pun dengan Alvin, ia benar benar tidak tau
harus bagaimana, “Ozy, aku pengen cerita sama kamu ..” lagi lagi Keke
bersuara, kali ini Riozyvin ikut duduk dengannya, “dulu, kami memiliki seorang sahabat, dia
anaknya baik, ceria, pinter, wah pokoknya seisi sekolah menyayangi dia ! apa
lagi kami, dan dia biasanya pulang dan pergi sekolah mengendarai sepedanya, dan
.. dia selalu bareng ama Rio, karena rumah mereka satu arah, ya mereka selalu
bertemu di pertigaan jalan ini di pagi hari untuk bersepeda bersama ke sekolah,
begitu juga seusai sekolah, mereka berpisah di jalan ini ..” Keke
serius bercerita, Ozy hanya mendengarkan, mencoba mengerti maksud dari cerita
Keke, sedangkan Alvin dan Rio hanya diam mereka takut kalau mereka ikut
bersuara malah akan mengacaukan suasana, “terus Ke ?” tagih Ozy saat Keke terdiam
sejenak, “hm,
tapi suatu hari dia menghilang dan kami kalang kabut mencarinya setiap hari,
dimanapun dan kapan pun, bahkan kami sudah berkali kali mencari kerumah nya,
dan hasilnya nihil, kami tetap nggak bisa dapet info apa pun kemana ia pergi …”
Keke berhenti sejenak ia sempat menangkap aura wajah Rio dan Alvin yang mulai
berubah sendu, mungkin mereka kini merasakan hal yang sama seperti Keke, yaitu ‘takut’ takut jika hal ini akan berdampak buruk untuk
persahabatan mereka yang baru ini,
yang baru kembali pulih tepatnya, “Ke ? kamu sudah selesai ceritanya ? aku nggak ngerti
maksud kata kata kamu ..” Ozy lagi lagi bertanya, namun Keke justru
tak menanggapi, setelah sejenak menghirup nafas panjang ia melanjutkan
ceritanya, “iya
Zy, seluruh sekolah merasa kehilangan dia, sampai akhirnya waktu terasa cepet
banget berlalu, meskipun kami masih berharap akan bertemu dengan dia, kami
terpaksa meninggalkan bangku SMP karena sudah tiba waktu kelulusan dan
melanjutkan sekolah ke SMA masing masing, kamu tau Zy ? ternyata kami bertemu
dia di SMA ! meskipun dia sudah tak lagi mengenali kami, tapi kami masih ingat
betul bahwa dia adalah teman lama kami yang hilang dulu, karena dia masih
seperti yang kami kenal saat kita masih SMP, ini bener bener sebuah keajaiban
bagi kami, akhirnya kami bisa bertemu sahabat yang kami rindukan dulu, namun
sayangnya … dia, dia sudah kehilangan ingatannya, TERNYATA DIA MENGHILANG DUA
TAHUN LALU KARENA KECELAKAAN ZY !” Keke berteriak sambil beranjak
dari duduk, tubuhnya mulai bergetar, dan air mata mulai mengalir di kedua
pipinya, “Ke
… ?” Rio langsung refleks memeluk Keke, ia mengerti bagaimana
perasaan Keke saat ini, karena ia tau Alvin, Keke dan dirinya pun merasakan hal
yang sama, “Ozy,
maaf ya kayaknya Keke gak bisa nahan emosinya ..” ujar Alvin sedikit
berbisik, “kenapa
sih Vin ? kenapa kalian menceritakan hal ini ke aku ? emangnya apa hubungan
semuannya dengan aku ?” tanya Ozy gak ngerti, “iya Zy, maafin gw ya .. maaf karena gw
udah ngebentak lo barusan…” ucap Keke sembari memegang tangan Ozy,
dan ia kembali melanjutkan ceritanya, “orang itu, sahabat kami Zy sahabat yang sangat kami sayang,
dia kehilangan ingatannya karena kecelakaan dahsyat yang menimpanya dan kami
sama sekali gak tau tentang hal itu, kami bener bener gak bisa ngebayangin keadaan
dia waktu itu Zy, dia sempat koma setelah akhirnya ia betul betul sembuh total,
meski dengan keadaan … ingatannya benar benar hilang” Keke lagi lagi
berhenti mengusap sisa butir air mata di ujung matanya dan kini ia mulai
tersenyum, “tapi
1 hal yang sangat kami sukuri, ia saat ini baik baik aja, dia sehat sehat aja,
meskipun dia bener bener lupa dengan kami semua … maaf yah Ozy, sebenarnya
orang yang gw certain dari tadi adalah ..” “Keke stop !” potong Rio
dan Alvin kompak, mereka bener bener gak nyangka kalo Keke akan mengatakan
semuanya, hingga akan menyebutkan siapa teman mereka itu sebenarnya, “lho, kenapa ?”
Ozy bingung, ia berdiri dari duduknya, membersihkan sedikit debu yang menempel
di celananya, “kalian
masih menganggap aku orang asing ya ?” tanya Ozy lagi, tersirat
kekecewaan dimatanya, “bukan Zy..” Keke menahan langkah Ozy, lalu ia
berbisik di telinga Ozy, Alvin dan Rio nyaris tak bisa mendengarnya “maaf lagi Ozy,
orang itu adalah kamu …” Ozy kaget bukan main, matanya terbelalak
mendengar perkataan Keke barusan, ia benar benar tak mempercayai hal itu, “NGGAK ! kalian
bohong kan ? kalian pasti ngarang ! hahahah, kalian kira aku bakal percaya ama
kalian ? hm, kayaknya kalian sengaja ya ngejahilin aku ? aku tau, kalian balas
dendam kan ? hehe, soalnya biasanya kan aku yang ngejahilin kalian…”
celoteh Ozy panjang sambil tersenyum lebar, namun ke-3 temannya hanya diam
tanpa ekspresi, “hey,
ngomong dong ! hha, kasian yang gagal ngejahilin aku, wueksz !” lagi
lagi Ozy mencibir teman nya, malah ia sempat mejulurkan lidahnya pada teman
temannya, “nggak
Zy, itu beneran nyata …” Rio berkata dengan suara bergetar, bahkan
ia tak berani menatap mata sahabatnya itu, “Alvin ? hello Koko, lo juga masih kagak mau ngaku ? he
…” Ozy kali ini bertanya pada Alvin, “nggak Rio dan Keke bener Zy, mereka gak
bohong sama sekali …” jawab Alvin nyaris tak terdengar, “haaah ! maksud
kalian apa sih ? kalian mau bilang kalo gw itu temen kalian waktu SMP dulu ?
terus gw juga pernah kecelakaan gitu ? terus,,,” Ozy terhenti ia
seperti teringat sesuatu, “gw amnesia ? hilang ingatan ?” kali ini nada
suaranya melemah, “memang bener ke-2 orangtua ku juga pernah berkata
seperti itu, kalau aku mengalami amnesia, kak Zeva juga, tapi … AKU GAK PERCAYA
CERITA KALIAN !” Ozy berteriak, ia merasakan kepalanya pusing bukan
main, lalu ia berlari menjauh dari ke-3 temannya, Rio berhasil mengejar Ozy
sambil terus mengucapkan kalimat maaf berkali kali pada Ozy, namun Ozy tetap
diam dan terus saja berjalan dengan cepat, Ozy sama sekali tidak menghiraukan
Rio, “Ozy !
please listen to me ..” ujar Rio lagi, dan akhirnya Ozy mau
menghentikan langkah kakinya, Keke dan Alvin segera menyusul mereka, kini
semuanya saling diam, mungkin semuanya sudah benar benar lelah, berdebat
seperti barusan, “maafin aku Zy ..” ujar Keke mengulurkan tangannya, “iya, aku juga”
ujar Alvin menuruti, “Zy, maafin kita kita ya, kami ber-3 gak ada maksud jahat
sama sekali menceritakan hal itu ke kamu, tapi kami hanya berusaha jujur …”
ucap Rio penuh harap, “aku bener bener kecewa dengan kalian, kalian sudah
kelewatan kali ini, aku masih berharap kalian bisa menarik kembali kata kata
kalian dan cerita omong kosong kalian barusan !” ujar Ozy tegas dan
berjalan memasukin rumahnya, Rio, Keke dan Alvin hanya terdiam membatu, mereka
benar benar bingung harus berbuat apa, alhasil mereka memutuskan pulang kerumah
masing masing, seperti biasa tentunya dengan mengendarai sepeda mereka, lagi
pula langit soke kali ini sudah mulai meredup, dan besok siang mereka sudah
harus kembali ke asrama.

______________________________________________________________

Acha baru saja tiba di asrama, ia kini sedang duduk di kursi meja belajarnya sembari menunggu Nova dan Keke datang, sembari menunggu ia memilih salah 1 buku yang
tersusun rapi di rak buku untuk dibaca tentunya, lalu tak lama kemudian Nova
pun datang, “udah
lama Cha ?” tanya Nova saat meletakkan tasnya di salah 1 sisi tempat
tidurnya, “hm,
lumayan lah Va ..” jawab Acha sembari tetap mengamati buku itu, “Cha, aku tadi
liat Ozy lho, dia tadi naik tangga ke asrama cowok, tapi aku gak sempet nyapain
dia, dan kayaknya dia lagi ada masalah ..” ujar Nova bercerita,

“oh ya ? masa sih, gw jadi penasaran”

“hm, gimana kalo kita sms dia ? kita ajak dia ketemuan di taman belakang asrama aja”

“hm, gak usah Nova, ntar aja tunggu yang laen udah dateng, key ..”

“ng, bener juga sih, kan kita bisa tanya dulu ama Keke…”

“iya, kemungkinan besar Keke tau J”

“hm, oh iya baca buku apaan sih ? serius banget ..” tanya Nova sembari menarik buku yang ada di tangan Acha, namun sayangnya buku itu justru terjatuh, dan mereka berdua menemukan sesuatu dari dalam buku tersebut, “apa ini ?” tanya Acha saat ada selembar
kertas putih yang terselip di antara halaman buku itu, “foto ? ini kan foto ..” “hai semuanya ..”
Keke datang, saat Acha belum sempat menyelesaikan kalimatnya, keduanya berdiri
dan langsung menatap Keke yang sedang berjalan menuju meja belajarnya, “apa kabar
kalian ? gimana weekend kalian tadi ?” tanya Keke lagi, dengan caranya
yang khas, “Ke,
kamu bisa certain tentang foto ini ?” tanya Acha sembari menyodorkan
sebuah foto yang tadi ia temukan di buku yang sempat ia baca barusan, “tolong jelasin
tentang foto ini ke aku dan Nova” ulang Acha lagi, kali ini ia
mempertegas setiap kata yang di ucapkannya, “foto ini, kalian dapet dari mana ?”
Keke terdiam, dia kaget bukan main, ternyata foto itu adalah foto saat ia
bersama Rio, Ozy dan Alvin yang sedang menggunakan seragam putih biru, Keke
ingat betul itu foto saat Ozy ulang tahun dan mereka sama sama merayakannya di
kantin sekolah, foto itu bisa di bilang sudah cukup lusuh, foto yang selalu
Keke simpan dan selalu menemaninya saat menjelang tidur, “Ke ? lo kenapa ?” tanya Nova
menyadarkan Keke, “maaf kalian dapet foto ini dari mana ?” tanya Keke dengan
nada datar, “dari
buku ini” jawab Nova memperlihatkan sebuah buku di genggamannya, “buku musik ?”
Keke ingat ia waktu itu terburu buru saat akan menyimpan foto itu agar tidak di
ketahui ke-2 teman sekamarnya, “oke deh, aku bakal cerita ..” jawab Keke
pasrah lalu ia duduk di atas tempat tidurnya, “aku yakin, kalian penasaran dengan foto
ini karena ada Rio, Ozy dan Alvin di foto ini kan ? tapi aku juga tau kalian
lebih penasaran lagi karena di foto ini kami sama sama menggunakan seragam SMP,
betul kan ?” ujar Keke memulai ceritanya, “sebenarnya, Ozy adalah teman SMP bahkan
sekelas kami saat kelas 7 …” Keke terdiam sejenak ia teringat
kembali keributan kemarin sore di pertigaan jalan, “tapi, aku mohon kalian simpan baik baik
rahasia ini yah,,” Acha dan Nova mengangguk, mereka tak sabar ingin
mendengarkan kelanjutan cerita Keke, “tapi sewaktu ujian kenaikan kelas, dia menghilang begitu
aja, singkat cerita kami akhirnya ketemu lagi dengan dia di SMA ini, kami ber-3
seneng bukan main, karena kami sudah kangen banget dengan dia, tapi … tapi
sayangnya, dia ternyata gak inget lagi dengan kami, ng aku ralat bukan hanya
dengan kami, tapi tentang seluruh kehidupannya sebelum ia mengalami koma karna
gegar otak dan akhirnya amnesia, dia hilang ingatan ! kami tau semuanya setelah
tante Ucie, mamanya Ozy menceritakan semuanya pada Rio dan mamanya”
ujar Keke mengakhiri ceritanya, “jadi, kalian itu dulu 1 SMP bareng ?” tanya
Nova tak percaya dengan apa yang ia dengar karena baik Nova dan Acha, tau betul
kalau Ozy adalah lulusan salah 1 SMP terkemuka di Batam sana, “iya Va, tapi
dia pindah ke batam karena papanya dapet tugas disana” jawab Keke
pelan, “jadi
foto ini …” kali ini Acha penasaran dengan kisah di balik foto itu, “hm, aku selalu
bawa foto ini kemana aja, ini waktu Ozy ultah dan dia yang nraktir kami ber-3
di kantin sekolah, waktu itu Ozy pernah bilang, ‘tenang aja, aku bakal nabung mulai hari ini, untuk nraktir kalian
ber-3 di ultahku tahun depan’ haha, kami semua tertawa, polos banget tau
gak ? tapi kami suka itu ! khas Ozy …” kenang Keke akan saat itu, “jadi, apa
sekarang Ozy sudah inget kalau kalian itu temen dia waktu SMP ?”
tanya Acha lagi, Keke menggeleng lemas, “jadi, Ozy bener bener lupa ingatan ? dan ampe sekarang
dia masih gak inget dengan kalian ber-3 ?!” tanya Nova kaget, “iya Va, Cha
..” Keke kali ini tertunduk dalam, sebenarnya ia masih sangat merasa
menyesal karena kejadian kemarin sore, ia sudah membuat hubungannya dengan Ozy
memburuk, andai saja dia masih bisa menahan emosinya dengan baik kemarin,
melihat Keke yang sepertinya sangat merasa sedih, Acha dan Nova langsung
memeluk Keke bersamaan, mereka saling berpelukan ber-3, seakan ikut merasakan
apa yang Keke rasakan saat ini.

Sudah 3 hari Ozy bersikap diam terhadap Riokevin (Rio, Keke, Alvin -red), padahal, ke-3nya sudah berusaha meminta maaf pada Ozy, saat ini Rio sedang berlatih
gitar di kelas musiknya, sedangkan Alvin sedang asik dengan tim sepak bolanya,
Ozy duduk di pinggir lapangan basket, melihat beberapa murid sedang asik
tanding basket mengisi waktu luang di sore hari, “hai Zy …” sapa Acha yang datang
bersama Nova, “hai
..” jawab Ozy singkat, lalu kembali melemparkan pandangannya lurus
kedepan memperhatikan permainan para pemain basket, “nih, si Nova bilang dia pengen pinjem buku
kamu Zy, itu lho tentang artikel musisi top dunia …” ujar Acha
mengajak Ozy untuk ngobrol, “wah, buku itu masih di kak Dea Cha, maaf ya Nova ..”
jawab Ozy jujur, “di kak Dea ?” tanya Nova kaget, dia justru melirik kearah
Acha, khawatir temannya itu akan cepat berpikir negatif, “iya, katanya sih hari ini dia bakal
balikin, tapi gak tau juga deh ..” jawab Ozy lagi, “hm ya udah Va,
kan bisa besok besok, setelah kak Dea …” ucap Acha sambil tersenyum,
“bener juga
sih, aku boleh pinjem kan Zy ?” tanya Nova kepada Ozy, “ya boleh lah,
masa gak boleh sih ?” jawab Ozy sembari tersenyum lebar, lalu Acha
dan Nova akhirnya duduk di sebelah Ozy, mereka sama sama menyaksikan permainan
basket para senior mereka itu.


Di Kelas Matematika

Acha duduk memperhatikan penjelasan guru tentang teori aritmatika, ia berusaha untuk fokus pada pelajaran, walau sebenarnya dia lagi kepikiran sesuatu, “hey Cha ?”
tegur Alvin yang duduk di meja belakang Acha, “lo bengong ya ?” tanya Alvin
lagi, Acha menyenderkan tubuhnya di meja Alvin, agar ia bisa mendengar jelas
apa yang Alvin katakan, “eh, gak kok Vin” bisik Acha pelan karena
takut ketahuan oleh guru, “hm, beneran ? oh iya bentar lagi kan jam belajar dah mau
abis, lo udah makan malem belum ?”

“hm, belum sih Vin, napa ?”

“klo gitu kita bareng yah, yang lain dah nungguin tuh di kantin”

“oh oke deh, emang yang lain gak ada ikutan jadwal malem hari ini ?”

“gak tuh, kayaknya .. oh iya ajak Ozy juga yah ntar kalo kita kita yang ngajakin dia nolak lagi”

“yaelah, oke la Vin, mang kalian masih belum baikan ? besok dah weekend lho, ntar yang ada masalah kalian terus lanjut lagi ampe minggu depan”

“hm, iya Cha makanya malem ini kita pada ngumpul …”

“oke deh Koko J”

Setelah jam pelajaran selesai, seperti yang sudah mereka bicarain tadi, Alvin dan Acha segera menyusul teman teman mereka yang sudah sedari tadi ada di kantin asrama,
Acha juga gak lupa untuk menghubungi Ozy, dan untungnya Ozy langsung
meng-iyakan, “hey
semuanya .. maaf yah kita lama” ujar Alvin saat memasuki kantin,
ternyata di sana ada Keke, Rio dan Nova yang lagi asik main scrabble, “eh, kemana aja
sih ? lama banget dari tadi di tungguin ?” jawab Rio sembari tetap
ngelanjutin giliran dia untuk main, “eh, itu si Ozy ! Ozy .. sini” ucap Nova yang
melihat Ozy memasuki kantin dan memanggilnya, lalu dengan malas Ozy akhirnya
mendatangi meja mereka, “kamu apa kabar Zy ?” tanya Keke dengan hati
hati, “baik
Ke, lo gimana ?” jawab Ozy dan bertanya balik, Rio dan yang lainnya
merasa lega dengan respon dari Ozy, ya minimal suasananya gak se-tegang apa
yang mereka kira sebelumnya, “eh, kalian mau pesen apa nih ?” tawar Rio ke
temen temannya yang baru aja dateng, “hot chapuccino” jawab Acha dan Ozy kompak,
sebenernya Alvin juga akan menjawab hal yang sama, tapi dia tadi sedikit lupa
apa nama minuman favoritnya itu, Nova tersenyum mendengar OCHA (Ozy Acha –red)
yang kompak menjawab hal yang sama, lalu setelah memesan minuman, mereka malah
asik bermain scrabble bersama, di sela sela permainan mereka tetap enjoy saling
berceloteh khas anak remaja pada umumnya bahkan sepertinya mereka lupa akan
masalah yang sedang mereka hadapi saat ini, hingga tak terasa, waktu hampir menunjukan
pukul 9 malam.

Acha berlari kecil menyusul langkah Ozy yang sepertinya sebentar lagi akan naik ke mobil, ia hampir saja lupa menyampaikan sesuatu pada temnnya itu, “Zy …!” teriak Acha lagi saat hampir bisa
menyamakan langkahnya dan Ozy, “Acha ? kenapa kok
lari larian gitu ?” tanya Ozy heran,

“hha, nggak kok Zy, gw cuma mau minta tolong ama loe …”

“minta tolong ?”

“iya, jadi gini besok itu gw pengen banget pergi ke toko kaset sebelum balik ke asrama, loe mau kan nemenin gw bentar ?”

“oh, itu toh ? ya udah ntar gw temenin, tenang aja ! beli kaset yang loe sms tadi malem yah ?”

“hm ? hha,, iya Zy aku lagi suka banget ama solois yang itu, dia itu dah ganteng, baik, manis lagi !” puji Acha tulus tapi terlihat berlebihan di mata Ozy (ssst ! ada yang cemburu) Ozy
jadi makin penasaran dengan solois favorit Acha itu,

“ampe segitunya ? mang siapa sih ntu bocah ?”

“yeiy,, namanya Obiet , Ozy … o, be, i, e,te ! Obiet”

“iya iya gw tau kok, ya udah kalo gitu gw duluan yah ? Loe mau bareng gak nih ?” jawab Ozy lagi, malas mendengar pujian bertubi tubi dari mulut Acha tentang Obiet,

“ng,,, gak deh, gw bentar lagi juga di jemput”

“oke deh, ampe ketemu besok siang yah …”

“oke Ozy, dadaaah …” jawab Acha sambil melambaikan tangannya.


____________________________________________________________

Di Rumah Alvin

Alvin baru saja memasuki kamarnya, tapi dering telpon di ruang tengah membuatnya terpaksa berbalik arah menuju meja telpon, “halo ..”
ucap Alvin saat menganggkat gagang telpon, “halo,
Koko yah ?” ujar orang di seberang sana, Alvin langsung bisa mengenali
pemilik suara nyaring itu, “..nova ?”

“iya, ini gw .. ganggu gak nih ?”

“ng, gak kok, kebetulan gw baru nyampe rumah”

“oh ya ? gw dah dari tadi nih nyampe rumah, hha ..”

“iya, loe sih enak tinggal jalan 1 kilo dari sekolah dah nyampe aja !”

“hha,, iya yah Ko ? oopsz, hampir aja gw lupa !” ujar Nova karena teringat sesuatu,

Alvin tak menyela ia sengaja menunggu kelanjutan kalimat temannya itu,

“gini Ko, gw punya tante yang kerja sebagai psokolog lho …”

“hah, psikolog ?”

“iya, gimana kalo kita bawa si Osi ke sana ?”

“maksud loe Ozy ??”

“hhe, iye lah Osi ya Ozy”

“hah, ada ada aja loe Nov !”

“yeiy, gw serius kali ? kalian bukannya kepengan Ozy jadi inget lagi ama kalian ?”

“hah ? siapa bilang ? dia sehat aja kita kita dah bersukur banget”

“beneeer ???”

“ng,, iya lah !”

“ya udah deh kalo gitu, gw cuma ngasih saran aja sih tapi kalo loe berubah pikiran jangan lupa hubungin gw yah ?”

“iya, bawel loe ah !”

“haha,, oke deh Koko met kangen kangenan ama Oma yah !” ucap Nova mengakhiri teleponnya, Alvin berbalik arah dengan malas, sebenernya
apa yang Nova bilang ada benernya, tapi bukan hal yang mudah untuk membujuk Ozy
agar mau ikut ke psikolog, apa lagi kalau sampe dia kesinggung dengan ajakan
mereka untuk menemui psikolog, dari pada
pusing sendiri Alvin memutuskan untuk segera berganti pakian dan melepas rindu
dengan game online favoritnya, apa lagi kalo bukan PB alias Point Blank, tapi
sebelumnya ia berinisiatif untuk
menghubungi kawan lamanya, Obiet teman akrabnya sejak ia mengenal game online
tersebut, ‘dah lama gak maen bareng’
ucapnya di dalam hati.

_____________________________________________________________

Di Rumah Keke

Sejak tadi siang, Keke lagi asik banget baca baca majalah yang tadi sempat ia beli saat perjalanan pulang dari sekolah, sampe sampe dia lupa kalau sebelumnya dia
pengen tidur siang hari ini, sedang asiknya baca, ponsel Keke yang terletak di
sisi televisi di ruang tengah rumahnya berdering, menandakan ada pesan masuk, “Ke, nih ada sms” ujar kakaknya memberikan hape
pada Keke, “thanks kakak ku ..” jawab Keke
sambil tersenyum manja dengan kakak tersayangnya, setelah membaca pesannya,
Keke lalu beranjak dari duduk mencari kakak nya lagi, “Kak
Obiet !” teriaknya sembari mencari Kakaknya itu, “yaelah nih anak, kagak usah pake teriak napa sih ?” jawab
Obiet yang ternyata baru saja mengambil posisi di depan layar LCD di kamarnya, “Ayah minta jemput tuh kak ...” ujar Keke singkat,

“minta jemput ? ama supir aja deh …”

“aduh si kakak, kan pak Tris lagi nganterin Bunda arisan”

“Ke, aku lagi maen game nih, dah lama gak maen ama temen ku ini”

“hah ? game aja bisa bikin kakak males jemput Ayah, gimana sih ?”

“kalo iya kenapa ?”

“huh ! kalo tau gini mending kakak lanjutin aja tuh sekolah kakak di KL !”

“heh, enak aja, karir gw dah kinclong nih di sini, masa mo main balik aja ke sana, mana ngurus sekolahnya susah lagi …”

“itu sih derita loe” ujar Keke sedikit kesal, dan pergi meninggalkan kamar kakaknya, tapi tanpa sepengetahuan Keke, Obiet segera bersiap untuk menjemput Ayahnya di bandara,
tentu saja ia akhirnya juga mengajak Keke, ‘bentar
yah CR7 ! gw ada urusan dadakan’ ujar Obiet mengirim pesan pada teman main
game onlinenya.

______________________________________________________________

Seperti janjinya kemarin, Ozy siang ini segera bersiap untuk nemenin Acha ke toko kaset, meskipun sebenernya dia rada bête tiap kali denger Acha muji muji solois
pendatang baru itu, “Kak, liat jaket aku yang warna
biru gak ?” tanya Ozy pada Zeva yang lagi maen bareng kucing
kesayangannya, “biru ? yang mana Zy ?” tanya
Zeva bingung, “itu lho kak yang ada tulisannya di
belakang”

“oh,, bentar deh yang ada logo riozykevin nya yah ?”

“yup bener banget kak !”

“ada kok di kamar, ntar aku ambilin” jawab Zeva sembari berjalan menuju kamarnya, Zeva bingung kenapa tiba tiba Ozy menanyakan jaket itu ? jaket yang mereka buat sewaktu ultah Alvin 2 tahun yang
lalu, riozykevin itu adalah singkatan dari nama mereka ber4, Rio, Ozy, Keke dan
Alvin, ‘apa Ozy mulai inget sesuatu ? apa
yang Rio bilang di telpon seminggu yang lalu itu bener ?’ ujar Zeva
membatin, karena sebenernya setelah mereka berdebat minggu lalu di pertigaan
jalan, Rio langsung menceritakannya pada Zeva melaui telpon, ‘ah sudahlah, semoga semuanya baik baik aja’
ujarnya lagi dan segera menyusul
Ozy yang sudah menunggu di depan rumah, “nih Zy …” ucap Zeva memberikan jaket tersebut, “asik masih ada ternyata jaket ini” ucap Ozy
senang,

“apa ??”

“iya kak, aku kira jaket ini dah gak ada lagi, kakak inget gak ? jaket ini paling sering aku pake waktu kelas 3 kemaren !” cerita Ozy panjang, Zeva justru menghela nafas panjang, bingung bercampur lega, ia
sempat mengira Ozy telah pulih dari amnesianya,

“kak, yaelah malah bengong, aku pergi dulu yah ..” pamit Ozy membuyarkan lamunan Zeva, Zeva hanya tersenyum sembari melambaikan
tanganya, “dasar Ozy !” ucapnya sembari
geleng geleng kepala.

____________________________________________________________

Setibanya di toko kaset, Acha langsung mendadak histeris saat melihat poster besar yang terpajang di salah satu kaca toko tersebut, “huwa ……… OBIET !”
ujarnya kagum, Ozy hanya diam seribu bahasa, dia heran ‘apa sih bagusnya Obiet ? ampe segitunya ?’ gerutu Ozy dalam hati, “Ozy, ini nih Obiet penyanyi yang gw certain ama loe,
ganteng kan ?” tanya Acha mengagetkan Ozy, “ng
…” jawab Ozy pendek, dia bingung harus menjawab apa, “aku ke kasir dulu yah Zy ?” ucap Acha lagi,
meninggalkan Ozy untuk segera membayar dvd itu, dari kejauhan Ozy dapat
menangkap binar sumringah yang terpancar dari wajah Acha, tapi dia juga gak
ngerti kenapa dia harus sedikit kesal saat mendengar Acha memuji muji Obiet di
depan dirinya,

Setelah ke toko kaset, Ozy mengajak Acha untuk mampir di café ice cream favoritnya dan Zevana, kebetulan masih ada sisa waktu untuk mereka menikmati ice cream sejenak, Acha
masih terus asik dengan dvd baru di tangannya sedangkan Ozy masih terus
berusaha menyembunyikan kekesalannya, “loe sehat
sehat aja kan Cha ?” tanya Ozy
pada Acha,

“hah, maksud loe ?”

“yah, gak apa apa sih cuma loe kaya anak autis gitu hari ini…”

“yeiy ! Enak aja ..”

“habisnya ampe segitunya ngeliatin ntu dvd ?”

“haha, loe jealous yah ?”

“what ??”

“nggak kok becanda kali …”

“huhff ..”

“oh iiya Zy, lo tau gak ? gw baca di sini, ternyata si Obiet ini dulunya sekolah di KL tapi pas SMA dia balik lagi ke Indonesia, wah gw jadi pengen tau rumah dia dimana ya ?”

“hah ? loe ngomong apa sih Cha ?”

“dasar cowok ! gak sensitive banget sih …”

“lho, kok malah bilang gak sensitive ?”

“iya lah, masa loe gak ngerti sih ? kayaknya gw falling in love nih ama si Obiet”

“kok bisa ?”

“ya bisa lah, gw kan cewe n dia cowo ! gimana sih Zy ?”

“emang Obiet nya mau am aloe ?”

“ng,,, gimana yah ?”

“hahaha,, dasar Acha !”

“yeiy, malah ngeledek …” mereka terus tertawa bersama Ozy cukup lega karena ia masih bisa menahan emosinya karena sebenarnya kupingnya mulai panas mendengar pujian bertubi tubi tentang
Obiet dari mulut Acha, setelah menghabiskan ice cream mereka, mereka lalu
segera beranjak menuju sekolah.

______________________________________________________________

Begitu turun dari mobil, Acha langsung mengenali mobil Keke yang juga baru memasuki halaman parkir asrama mereka, tapi Acha lebih heran lagi saat ada melihat anak cowo yang turun
dari mobil itu, Acha tau betul kalau anak itu bukan Alvin yang memang biasanya
berangkat bareng dengan Keke, tapi … Acha yang masih nggak percaya dengan
penglihatannya, langsung meninggalkan Ozy untuk segera menuju ke mobil Keke, “hai Acha !” sapa Keke yang menyadari kedatangan
Acha, tapi Acha justru gak menghiraukan Keke sama sekali, ia masih terpana
melihat cowo yang saat ini sedang sibuk menuruni barang barang Keke dari bagasi
mobil, “Acha ?? hello …” tegur Keke lagi,
kali ini Acha sadar karena Keke beberapa kali mengguncangkan tubuhnya, “Ke, itu Obiet kan ???” tanya Acha tak percaya, “hah ?” Keke kaget bercampur heran, kenapa
sahabatnya ini bisa tau kalau kakak nya bernama Obiet ?

“iya, dia Obiet kakak gw …” jawab Keke datar,

“HAH ?????! OBIET KAKAK LOE KE ???” tanya Acha dengan suara teriakan yang tertahan, merasa namanya disebut, Obiet segera menghentikan aktifitasnya, “hai, kenalin gw Obiet
kakaknya Keke …” sapa Obiet ramah sembari mengulurkan tangannya, Acha
masih setengah percaya bahwa yang ada di hadaoannya ialah Obiet penyanyi
favoritnya saat ini, “Acha kak ..” ujar Acha
lembut, ia segera tersadar ketika ada seseorang yang menginjak kakinya, “hy kak …” ujar orang itu dari sebelah Acha, “Rio ?? sakit tau …!” ucap Acha sedikit meringis,

“hha,, sorry itu sih perwakilan dari Ozy, wueksz!” bisik Rio jahil,

“maksud loe ?” tanya Acha gak ngerti, “tuh liat sono !” jawab Rio sembari menujuk kearah Ozy dengan dagunya, Acha masih gak ngerti dan kembali sibuk menikmati pemandangan didepannya, “hei Rio, apa kabar ?”
tanya Obiet ramah, mereka berdua sudah saling kenal karena saat Obiet baru pulang
dari KL, Rio lah yang menemani Keke menjemputnya, “baik
Kak” jawab Rio singkat, “ya udah kalo gitu gw duluan yah …” ujar Obiet pamit pada
Acha dan Rio serta adiknya Keke, ia justru sempat mengacak ngacak rambut Keke,
melihat hal itu Acha jadi sedikit lupa waktu, ‘kapan yah Obiet gituin kepala gw ?’ ujarnya sambil senyum senyum
sendiri, lalu setelah mobil Obiet menghilang, ia lalu berjalan beriringan
dengan Keke dan Rio memasuki asrama.

Alvin yang baru saja tiba di asrama, sedikit heran melihat Ozy yang sedang duduk sendirian di bangku taman belakang asrama, lalu ia berinisiatif untuk menyapa Ozy, karena sudah
lama juga mereka saling diam sejak kejadian beberapa waktu lalu, “hy Zy ..” sapa Alvin sembari menyodorkan chitato yang di bawanya pada Ozy, “eh Koko ?” jawab Ozy sedikit terkejut, ia lalu
meraih sebungkus cemilan favoritnya itu, “ngapain
loe bengong sendirian di sini ?”

“hm,, gak apa apa kok …”

“astaga !” Alvin mendadak histeris dan beranjak dari duduk, Ozy yang kaget juga ikut berdiri dari duduknya,

“apaan sih loe ?” tanya Ozy bingung,

“Zy, loe pake jaket itu ??”

“jaket ? ng, memangnya ada apa dengan jaket ini ?”

“coba deh loe baca tulisan di jaket gw ?” ujar Alvin sembari membalikan badannya,

“tulisan ?”

Alvin mengangguk,

“riozykevin”

“nah, loe ngerti gak maksud gw ?”

“oh, iya gw tau merk jaket kita sama yah ? hahaha “ jawab Ozy sembari tertawa, sepertinya dia belum sepenuhnya menyadari arti tulisan itu,

“aduh loe gimana sih Zy ?”

“kenapa ? iya kan, cuma bedanya loe warna putih n gw warna biru …” tanya Ozy masih yakin dengan pemikirannya, belum sempat Alvin menyanggah kata kata Ozy, ternyata teman temannya yang lain datang
dari arah belakang mereka, “hey !” ujar
Acha, Keke dan Nova kompak menyapa, di susul dengan Rio yang berjalan di
belakang mereka, tapi Nova tiba tiba berhenti ketika menyadari sesuatu, “kalian ? kok pada pake jaket juga ? janjian yah ama OKE (Rio Keke –Red)
??” tanya Nova menyelidik, “maksud loe ?”
kali ini Zyvin (Ozy Alvin -Red) yang kompak bertanya, “iya,
liat deh jaket kalian tulisannya pada sama, riozykevin !” seru Nova
sembari menunjuk tulisan dari ke-4 jaket teman temannya itu, semuanya diam, gak ada yang berani mendahului
membuka mulut, sampai akhirnya Acha bersuara, “ya
udah kalo pada bingung, karena yang tau sejarah jaket itu kan cuma kalian yang
make ?” sindir Acha sembari duduk santai di kursi yang tadinya di duduki
Ozy dan Alvin, “ng …” Rio membuka mulut
dengan ragu, ia bingung harus berkata apa, dia ngerti Acha dan Nova pasti
penasaran dengan jaket mereka yang secara gak sengaja mereka pake bersamaan
hari ini, “ini jaket kita buat waktu ultahnya Koko …”
ujar Rio nyaris tak terdengar, “Koko ? bukannya dia
ultahnya masih bulan depan ?” tanya Nova menyahut, “iya emang bulan September, tapi bukan tahun ini, ini
jaket waktu kami masih SMP, gak tau nih kenapa bisa kompakan hari ini …”
jawab Rio lagi, tapi ia akhirnya bisa sedikit tertawa di kalimat terakhirnya, “maksudnya ?” kali ini Ozy yang penasaran malah
ikut bersuara, “iya, riozykevin itu singkatan dari,
Rio, Ozy, Keke n Alvin …” jawab Keke mewakili Rio, “bener gitu Io ?” tanya Acha gak kalah penasaran, “jadi ?” Nova lagi lagi bertanya karena merasa
belum ngerti, “jaket ini kita buat bareng waktu
Koko ultah saat kita SMP dulu ??” kalimat Ozy barusan yang ia keluarkan dengan
air muka yang datar membuat semuanya kaget dan langsung menatapnya dengan
tajam, tanpa memperdulikan tatapan teman temannya, Ozy lalu mengambil posisi
duduk di sebelah Acha, namun masih dengan tatapan kosongnya, “jujur gw gak ngerti kenapa gw harus di hadapin dengan
kenyataan kalo gw pernah ngelamin kecelakaan dahsyat sampe sampe gw ilang
ingatan, dan kenapa gw bisa ketemu dengan kalian yang selalu bilang kalau kita
dulu adalah sahabatan, kalo boleh ngomong gw mau aja percaya dengan cerita
kalian, tapi sayangnya gw gak pernah inget sedikitpun tentang kalian dari masa
lalu …” Ozy menghentikan kalimat panjangnya, teman temannya terdiam
mendengar kalimat Ozy dengan seksama, “… tau gak ?
tadi malem gw lagi nyari sesuatu di gudang, dan gw nemuin benda kecil berbentuk
bintang berwarna ungu, dan di sana lagi lagi ada tulisan riozykevin di tengah
bintang itu, dan saat malam hari tulisan itu memancarkan cahaya redupnya, gak
tau kenapa gw ngerasa kangen dengan benda itu, sampe sampe gw lupa tujuan awal
gw masuk ke dalam gudang …” kali ini semuanya mulai sadar, bahwa Ozy
kini mulai berusaha untuk terbuka dengan mereka semua, “…dan
jaket ini ? jaket yang selalu gw pake waktu gw kelas 3 SMP kemaren, gw juga gak
tau kenapa hari ini gw mendadak pengen pake jaket ini, dan ternyata Kak Zeva
yang nyimpen jaket ini dengan baik di kamarnya, dan saat kalian bilang arti
dari nama yang tertulis di jaket ini, gw baru sadar kalau …” Ozy lagi
lagi menggantungkan kalimatnya, ia memperhatikan tatapan mata teman temannya 1
per 1, “…kalau ternyata kalian adalah teman teman
yang baik, kalian gak mungkin bohong ke gw tentang hal hal masa lalu sewaktu
kita SMP, Acha dan Nova juga, gw yakin kalian berdua sudah sedikit banyak tau
cerita persahabatan kami dulu, tapi versi Rio, Keke dan Alvin, hm … tapi, ngebuat hal yang gak kita inget sama sekali
dan langsung kita percaya itu gak mudah, jadi gw minta maaf banget kalo
emang dulu kita pernah sahabatan, gw minta maaf karena gw udah lupa dengan
kalian …” ujar Ozy mengakhiri
kelimatnya, tersirat senyuman tulus dari wajah sendu ke-4 sahabat itu, lalu
Nova menarik tangan Keke, Alvin, Rio dan Ozy lalu menyatukan ke-4 tangan mereka
di dalam genggamannya, Acha juga ikut melakukan hal yang sama, “Riozykevin, gimanapun cerita masa lalu kalian saat itu,
gw yakin hal itu gak akan ngerubah makna persahabatan kalian yang saat ini,
teruslah bersahabat seperti dulu, karena Tuhan pasti masih punya banyak rahasia
indah dari semua ini, gw dan Nova bangga udah bisa ketemu dengan kalian …”
ujar Acha yang juga ikut mellow mendadak melihat suasana haru dari pandangan
riozykevin, lalu mereka ber-6 saling berpelukan di bawah langit yang mulai
berubah orange karena mentari mulai akan meninggalkan singgahsananya.

_____________________________________________________________


, “loe tau gak
? gw lagi bête nih ama anak anak cewe di sekolah kita …” ujar Nova bersuara tanpa aba aba sedikitpun,
“hah ? loe dateng dateng langsung manyun curcol pula ! mang
kenapa loe bisa bête ama mereka ?”
tanya Ozy yang mendadak buyar konsentrasinya karena suara cempreng si Nova, “iya tuh, gara gara mereka gw jadi ikutan bête juga ama Keke n
Acha !”

“nah lho, emang kenapa sih ?”

“loe tau kan Zy ? kalo kakaknya Keke itu penyanyi terkenal ? jadi seisi sekolah lagi tergila gila ama dia, makanya semuanya jadi pada baik baikin si Keke, Acha juga tuh malah …”

“HAH ?? kakaknya si Keke penyanyi ? kok gw gak tau sih ?”

“beneran loe gak tau Zy ??”

“ya emang gw kagak tau”

“kakaknya Keke itu namanya Obiet, huh loe tau gak Acha lebih parah lagi nge fans nya ama si Obiet ampe ampe di kamar aja selalu ngobrolin tentang Obiet ama sih Keke …”

“apa ?!! OBIET ?!”

“iya Obiet, loe tau Zy ?”

“huhff …”

“hey, gw nanya nih”

“iya gw gak begitu tau sih tentang si Obiet, tapi yang jelas hari minggu tadi, gw sempet nemenin Acha beli dvd ntu penyanyi …”

“sumpe loe ?”

Ozy mengangguk,

“sumpah ya, gw bener bener gak ngerti apa yang ada di pikiran mereka, emang sih gw akuin dia ganteng, suaranya juga bagus, n dia juga kan kakak dari sahabat kita Zy ? tapi yang biking gw bête, bisa gak sih 1 detik aja berenti ngebahas tentang dia
?” ujar Nova sepertinya mulai panas,

“sabar ja kali Va …”

“hm,, loe emangnya gak cemburu gitu, si Acha ampe tergila gila ama cowo laen ?”

“hah ?”Ozy kaget dengan tembakan pertanyaan Nova barusan,

“udah, gak loe jawab gw juga udah tau kok jawabannya, hha !”

Ozy masih diam, dia juga bingung mo jawab apa,

“tapi tenang aja Ozy, gw ngedukung loe kok ! secara gw juga gak suka suka banget ama si Obiet, hehe ..”

“lho ? emangnya loe juga ngefans ama dia ? katanya kagak ?”

“yee … gw terpaksa juga sih suka, kan dia kakak temen sekamar gw ?”

“hahah, ada ada aja sih loe ?”

“oh iya Zy, emang loe lagi baca apa sih ? tumben gw liat elo ada di perpus ?”

“hm, mo tau aja !”

“ya elah, dasar pelit”

“hehe, iya iya, ini lho dari ekskul musik ada tugas buat artikel tentang lagu lagu yang paling di sukain saat ini, nah gw lagi bingung gimana caranya buat artikel”

“oh, sorry deh kalo gitu gw gak bisa bantuin, soalnya gw lebih gak tau lagi tentang artikel”

“ini sih sebenernya tugas bukan buat sendirian, tapi gw bareng ama Acha”

“hah ??”

“iya tapi dia bilang akhir akhir ini dia lagi sibuk, gak tau deh sibuk ngapain…”

“ya udah, dari pada loe bête, mending kita ke kantin aja yuk ? ntar gw traktir deh, gak tega gw liat muka loe di tekuk gitu …heheh”

“hhu, enak aja, gini gini masih ganteng kali biarpun muka gw di tekuk !” jawab Ozy lagi, lalu menuruti ajakan Nova untuk kekantin bareng.


Sesampainya mereka di kantin, Ozy melihat Rio dan Alvin yang juga sedang berjalan memasuki kantin, lalu dia segera menyapa ke-2 sahabatnya itu, “hey, kalian dari mana ?”
tanya Ozy sembari menepuk pundak Alvin, “dari tadi Zy …” celetuk Rio yang jalan di sebelah Alvin, “hahah ..” Nova tertawa
mendengar sanggahan dari Rio, tapi yang bikin ketawa malah cuek aja dan
langsung duduk di salah 1 meja kosong, “eh, kalian tuh
yang dari mana, tumben berdua aja” ujar Alvin yang akhirnya bersuara, “dari perpus, tadi
gak sengaja gw nemuin nih anak lagi baca gitu di sono ..” jawab Nova santai, “oh, gitu yah ? eh kalian liat Acha ama Keke gak ?” kali ini Rio yang bertanya, “nggak” jawab Ozy dan
Nova kompak, “tumben loe Va, gak bareng mereka ?” tanya Alvin heran, “ya enggak Koko, soalnya gw lagi rada bête tuh ama mereka” jawab Nova mulai sewot, “kenapa ?” ujar Rio ikutan
nimbrung,

“gak tau tuh gara gara Obiet kakaknya Keke, gw jadi di kacangin ama mereka”,

“Obiet ?”ucap Rio dan Alvin bersamaan,

“denger nama itu gw jadi inget temen maen PB gw ? hahah …” “itu kakaknya Keke, dia itu penyanyi pendatang baru Ko ..” ujar Rio memotong kalimat Alvin,

“hah ? kok gw gak tau Keke punya kakak ? penyanyi lagi !” tanya Alvin bingung, secara mereka kan sudah berteman sejak SMP, “iya, kakaknya itu sekolah di KL (Kuala Lumpur -Red) sekarang ja baru balik lagi ke sini” ujar Rio menjelasan, “loe kenal ama Obiet ?” tanya Ozy datar, “ya
iyalah, orang yang jemput dia dari bandara kemaren itu gw kok, lagian ini si
Koko, tetanggan tapi gak tau” ujar Rio lagi, “hehe, lagian gw kira
yang namanya Obiet cuma ada di PB aja!” jawab Alvin lagi, gak nyambung, “yei ..” Nova kini malah ikut ikutan berseru, “udah
deh, gw mo pesen makanan dulu kalian mo apa ?” ujar Ozy beranjak dari duduk, dia males ngebahas tentang
Obiet untuk saat ini, “ng, cemilan kayak
biasa aja Zy, hehe” ujar
Rio sambil nyengir kuda, tau kan apa
cemilan favorit mereka ? , dan disetujui oleh yang lainnya.

____________________________________________________________________________________


Suasana kamar sudah yang redup, karena seperti biasa di malam hari pasti lampu kamar pada di matiin, apa lagi sudah di atas jam 10 pasti semuanya sudah terlelap
tidur, tapi nggak untuk Acha, malem ini dia terpaksa ngelanjutin tugas yang
emang seharusnya dia buat bareng Ozy, tapi karena kemarin dia pura pura sibuk
alhasil tugas itu belum selesai, kemarin Ozy yang sudah nyariin bahan dan
tinggal di tambah tambahain sedikit oleh Acha, tapi Acha juga lupa
mengerjakannya padahal harus di kumpul besok pagi, alhasil dia terpaksa
begadang malam ini.

Waktu sudah memasuki dini hari ‘nyaris jam 1’ ujar Acha membatin, lalu ia memperhatikan seisi kamar dengan seksama, termasuk
melihat Keke yang tidur hingga tenggelam di dalam selimut hangatnya, dan Nova
yang sepertinya dari tadi nggak gerak sama sekali, tapi intinya, semuanya
tertidur dengan pulas, Acha mengambil buku hariannya, ia sudah lama tidak
menulis disana, karena tugas yang dia buat tadi sudah selesai, dia berinisiatif
untuk menulis sebentar, sebelum ia pergi tidur …

friday, 01:00

Dear diary ..

Mungkin kini aku mulai berlebihan

Entah mengapa aku sekarang merasakan hal yg cukup aneh

Dulu, aku memang pernah merasakannya

Tapi itu sudah sangat lama

Aku bukan hanya mengaguminya, tapi perlahan aku juga menginginkannya

Tapi, aku berbeda jauh dengan dirinya …

Bukan jauh oleh jarak, atau juga oleh sang waktu

Namun sebuah lubang besar, membuat perbedaan kami semakin nyata

Aku hanya seorang gadis biasa, yang tak tau akan dunianya

Tapi, aku masih berharap hal ini tak akan semakin menjadi

Karena jika hal itu menjadi nyata, aku akan melukai seseorang yg lain

Dan kini, aku benar benar bingung …

Dia,, atau dirinya ??

-malam yg hening to O2- By: LSA

___________________________________________________________________

Alvin berlari menyusul langkah Nova, dia lupa kalau buku yang ia pinjam beberapa hari yang lalu belum ia kembalikan, tapi langkah Alvin terhenti perlahan saat mendapati
ternyata Nova sedang asik ngobrol dengan Dea, “hahaha,
jadi adik kakak yang namanya Lintar itu suka iseng iseng ngamen yah kak ? emang
ada yang ngasih ? haha …” ujar Nova tertawa terbahak, “iya tuh, ada ada aja, padahal nih kalo menurut gw sih,
tampang dia gak cocok jadi pengamen ..hha!” jawab Dea juga tak kalah asiknya tertawa, “aku jadi penasaran nih kak, kapan kapan kenalin yah kak
…” ujar Nova lagi, Alvin berbalik arah ‘ntar aja deh balikin bukunya’ ucapnya dalam hati lalu berjalan
dengan lambat kearah kelasnya, karena sebentar lagi kelas koreo akan dimulai, sewaktu
baru akan memasuki kelas, Alvin melihat Keke yang sepertinya sedang butuh
pertolongan (masa sih?), lalu dia langsung menghampiri Keke, “hey, ada apa nih ?” tanya Alvin dengan gaya cool
nya, “Alvin ?” ujar Keke langsung melihat
kearahnya, Keke yang sepertinya sedang di kerumuni oleh cewek cewek dari kelas
2 yang menurut Riozyvin itu centil centil, malah geleng geleng, karena mereka
pada histeris ngeliat kedatangan Alvin, “kalian
ngapain ?” tanya Alvin lagi, sembari menarik tangan Keke untuk segera
berdiri di sampingnya, “nggak apa apa kali Vin,
kita cuma ngobrol ama dia, iya kan Keke cantik …” ujar salah 1 dari
mereka sok manis ke Alvin, “ayo Ke !” ajak
Alvin tanpa memperdulikan mereka, sedangkan Keke hanya menuruti ajakan Alvin
yang menarik tangannya dengan cukup kuat, sesampainya di dalam kelas, Alvin
baru membuka mulut, “apa kabar loe Ke ?”
tanya Alvin tanpa menatap kearah Keke secara langsung, dia mencari cari kalo
aja ada temen2nya yang lain yang sudah masuk kelas, “baik
Ko .. loe kayak dah gak ketemu berapa tahun gitu ?” jawab Keke datar,
dia masih mengelus pergelangan tangannya, “oh …
bagus deh !”

“hhu, mang kenapa Vin ? oh iya thank’s yah dah nolongin …”

“iya, lagian kok loe bisa barengan mereka ?”

“ng, mereka pada maksain gw ngasiin nope Obiet”

“oh …”

“kok cuma ‘oh’ aja siih ?? tangan gw masih sakit nih gara gara loe tarik barusan”

“masa sih ? beneran ? sorry sorry, maaf …”

“ng, mang kenapa Ko ? loe lagi bête yah ? atau loe lagi kesel ama seseorang ? tumben tangan loe kasar gitu ?”

“hah ? tau deh, loe sotoy aja kali …”

“beneran deh, gw tau banget ama loe …”

“apaan sih ? oh iya Obiet itu nama asli kakak loe yah Ke ? kok gw gak pernah tau ya kalo loe punya kakak ?” ujar Alvin mengalihkan pembicaraan,

“iya, Obiet itu nama kakak gw, dia dari umur 10 tahun ikut kakek gw tinggal di KL, taun kemaren aja tuh dia baru balik n mutusin tuk sekolah disini, nape loe ?”

“bener gak ini nope dia ?” tanya Alvin sembari memperlihatkan nomor yang tertera di daftar phonebook di ponselnya, Keke mengangguk dia bingung gimana
bisa, Alvin punya nomor ponsel si Obiet ?

“iya bener tuh, loe dapet dari mana ntu nomer ?”

“serius bener ?”

“iyalah, ngapain coba, gw pake boong ?”

“gw kenal dia waktu maen game online bareng Ke …”

“game apa ?”

“yah banyak lah, yang jelas gw waktu itu battle ama kakak loe di point blank, n kakak loe kalah dari gw, tapi itu dah lama banget Ke ..”

“masa sih ?”

“iya, terakhir gw maen sih waktu kita baru selesai ujian kelulusan, eh kemaren juga hampir maen sih, tapi gak jadi, dia bilang sih dia ada urusan mendadak…”

“oh …” belum sempat Keke menyelesaikan kalimatnya, guru koreo mereka memasuki kelas, dan Alvin sempat melihat kalau Rio, Ozy, Acha dan Nova menyusul di belakang guru mereka, lalu pelajaran pun di
mulai.

______________________________________________________________

Seperti biasa, hari sabtu adalah saatnya para siswa SMA 38 kembali kerumah masing masing, gak terkecuali untuk Riozykevincha, dan semuanya! “hy
Ozy, kamu belum di jemput ?” tegur Dea saat melihat Ozy sedang asik
bersandar di depan pagar asrama, Ozy menggeleng “iya
kak, gak tau nih kalo aku gak di jemput kayaknya aku bakal nebeng mobilnya Rio
kak …” jawab Ozy sembari melihat kanan kiri berharap jemputannya datang,
“oh, gitu yah ?” jawab Dea pendek, “btw, kakak lupa nih, waktu itu aku kan pinjem buku kamu
Zy ? tapi bukunya aku tinggal di rumah, jadi karna kebetulan yang jemput hari
ini adik ku, aku udah minta bawain kok dengan dia, jadi tunggu bentar ya Zy,
bentar lagi dia sampe kok …” lanjut Dea panjang, Ozy tertawa sejenak, “aku aja hampir lupa kalo buku aku di pinjem sama kakak ?
iya deh, sekalian aku juga pengen kenal sama adik kakak itu, siapa namanya kak
?”

“Lintar Zy, namanya …”

“oh oya Lintar kak, maaf aku lupa”

“iya deh, ntar aku kenalin”

“hey cewek …” tegur Ozy tiba tiba saat Nova melintas di depan mereka berdua, “hey Zy,, hey Kak” jawab Nova saat menyadari keberadaan Dea dan Ozy disana, “lagi ngapain nih disini ?” tanya Nova lagi, “ini nih, aku nungguin jemputan, oh iya yang jemput adik
aku lho, kamu katanya mau di kenalin juga sama adik ku ?” jawab Dea
panjang, mendengar hal itu, Nova jadi bersemangat, “mau
kak mau … wah,, si Osi juga yah kak ?” jawab Nova girang, “yeiyy,, nama gw Ozy! O, Zet, Ye ! dasar lo Va …”
celetuk Ozy sewot, Dea hanya menahan tawa melihat 2 adik kelasnya itu, selang
beberapa menit, akhirnya yang di tunggu tunggu datang juga, Lintar
memberhentikan mobilnya tepat di depan kakaknya, dia kaget, saat melihat anak
laki laki yang berdiri bersebelahan dengan Dea, ia bergegas turun dari mobil
& gak lupa membawa buku titipan Dea tadi, “hay
kak, sorry nih lama …” sapa Lintar sambil tersenyum, “hhu,, iya deh gak apa apa!” jawab Dea sembari
merangkul Lintar, tapi sebenarnya,
Lintar lebih penasaran lagi dengan anak laki laki yang ada di samping kakaknya
itu, padahal ada Nova juga di situ, “oh iya,
kenalin ini adik kelas kakak, yang cantik ini namanya Nova, dan yang ganteng
ini Ozy …” lanjut Dea memperkenalkan Ozy dan Nova pada Lintar, “hay …” ujar keduanya ramah sambil bersalaman b’3, “Ozy ??”
tanya Lintar tak percaya dengan pendengarannya, “iya,
aku Ozy …” jawab Ozy dengan senyum khasnya, “kenapa
Lintar ?” tanya si kakak heran, “kamu, Ahmad
Fauzi Adriansyah ??” tanya Lintar lagi meyakinkan, “iya …” jawab Ozy singkat, yang lain masih memilih
diam karena bingung kenapa Lintar bisa kaget sampe segitunya saat melihat Ozy, belum
sempat Lintar bicara lagi, Rio datang menegur mereka, tentu saja di susul oleh
Keke dan Alvin, karena mereka penasaran, saat melihat teman temannya berkumpul
di sana, “lho, ada Lintar neh ?” ujar Alvin
dan Keke kompak, “hey, apa kabar kalian ?”
jawab Lintar yang senang karena ketiga teman SMP nya yang memang ia tahu
bersekolah disini akhirnya bisa ketemu lagi, “loe
udah ketemu dengan Ozy ? oh iya, ngapain loe di sini Tar ?” tanya Rio
bertubi tubi pada Lintar, “kalian saling kenal ?”
kali ini Dea lebih kaget dari sebelumnya, “jangan bilang
kalian semua dulunya 1 SMP bareng ?” tebak Nova tepat, sepertinya dia
dari tadi diam karena berfikir, hhe! “iya! Tepat banget
,, eh, gw kesini jemput kakak gw kali …” jawab Lintar mewakili yang
lainnya dan menjawab pertanyaan Rio, “oh, jadi kalian temen SMP nih semuanya ?”
ujar Dea baru mengerti, “Ozy, loe pasti bingung kan ?” tanya Keke lembut,
Ozy mengangguk, ia bingung harus berkata apa, “gini
Lintar, sahabat kita 1 ini gak inget sama kamu,
ceritanya panjaaaaaaaang banget kalo mau di certain ! hhe, & Ozy,
Lintar ini temen sekelas kita juga lho, waktu SMP …” ujar Keke
menjelaskan pada keduanya, & yang di ajak ngomong malah saling beraksi
garuk garuk kepala, ‘gak ngerti kayaknya’,
“hahaha …” Rivin (Rio Alvin –red) justru
tertawa melihatnya, “ternyata dunia emang sempit
yah ?” celetuk Alvin di sela tawanya, “Kak
Dea ternyata kakaknya temen SMP kita, dan kita baru tau sekarang …”
lanjutnya Alvin lagi, Dea hanya tersenyum lebar mendengar semuanya, dia senang
bisa berada di tengah tengah adik kelasnya ini, dia benar benar gak habis pikir,
benar apa yang Alvin bilang barusan, ‘ternyata
dunia emang sempit banget !’ ujarnya dalam hati, “eh,
aku udah di jemput tuh …” ujar Ozy saat melihat mobilnya datang, ia
tahu, sepertinya kak Zevana yang menjemputnya, “itu
kak Zeva kan Zy ?” tanya Lintar mencoba terbiasa dengan Ozy yang kata
Keke tadi, sudah lupa dengan dirinya,
meskipun ia belum mengerti sepenuhnya, “iya! Kamu tau
?” jawab Ozy, Lintar mengangguk pasti, Ozy hanya tersenyum, sepertinya
tak perlu di jelaskan lagi kenapa Lintar tau bahwa yang menjemputnya itu adalah
kakaknya. Zevana.

Akhirnya, semuanya memutuskan untuk pulang kerumah masing masing, karena hari sudah mulai beranjak siang, ‘Acha yang sudah pulang lebih awal
dengan temannya yang lain, sepertinya bakal heboh kalau ia tahu cerita pagi ini’,
ujar Nova membatin, saat ia di perjalanan bersama Dea. ya akhirnya ia menerima
tawaran Dea untuk di antar kerumahnya, sedangkan Riokevin pulang bersama Ozy
dan Zevana, “Lintar pasti penasaran banget, paling
juga bentar lagi dia ngehubungin kita kita” ujar Alvin di tengah
perjalanan mereka pulang.

____________________________________________________________

Di Rumah DL (Dea Lintar)

“Kak ? bisa certain ke aku ?” todong Lintar saat mereka turun dari mobil, “wah,, kamu Tar ! ntar aja yah ceritanya, kakak capek nih …” jawab Dea langsung melengos ke
kamarnya, tapi Lintar yang udah penasaran pengen denger cerita dari kakaknya,
justru membuntuti kakaknya sampai ke kamar, “iya
deh iya deh, aku bakal cerita” jawb Dea sedikit terpaksa, Lintar dengan
sabar menunggu cerita kakaknya itu sembari duduk di sofa empuk yang ada di
sudut kamar kakaknya itu, “gini lho dek, Ozy itu
waktu kalian SMP, dia ngalamin kecelakaan & akhirnya dia koma beberapa
hari, tapi pada saat dia sembuh, dia malah amnesia …” ujar Dea memulai
ceritanya,

“maksudnya kak ? gak ngerti nih …”

“iya, intinya begitu, itu juga aku tau hal itu dari temen temen kamu itu”

“oh, terus dia menghilang gitu aja lho kak waktu itu” tanya Lintar lagi, …

_____________________________________________________________

Hy Semuanya,, thx wat yg dah baca :)) jangan lupa komentar juga yah!

Btw, maaf nih kalo jelek :(( & lamaaaaaaaaa banget ngelanjutinnya,

Cz, di kampus lagi smestran nih ..

Semoga suka yah !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Sebongkah Kerinduan

Hai 2015. Hai para penjelajah blog, kali ini saya kembali dan ingin mencoba untuk menulis sebuah review buku, karena sebelumnya saya belum pernah menulis review buku, jadi saya akan mencobanya dengan menulis tentang buku saya sendiri, mungkin kalian akan berfikir saya melakukan ini dengan sedikit tujuan seperti promosi atau mungkin membanggakan karya saya sendiri, tapi kalau anda meneruskan membaca review ini, saya yakin anda pasti akan berfikir sebaliknya, jadi …. Bagaimana kalau kita mulai sekarang ? Judul : Sebongkah Kerinduan Penulis : Tsanamilta Amirah Penerbit : Mozaik Indonesia Cetakan Pertama : 2013 Oke, untuk kalian ketahui, sebenarnya saya sudah menyelesaikan novel ini 2 tahun sebelumnya, dan novel pertama saya ini sebenarnya adalah naskah ke dua yang saya kirimkan pada pihak penerbit yang sama, [jangan tanya kemana naskah pertama saya saat ini karena kalaupun naskah itu rilis atau dibukukan, pasti orang orang akan mengira saya melakukan plagiat te

Jori King - Love At First Sight Lyrics + DL

(x2)  She got me feelin like  Uh uh oh whoa oh  Uh uh oh whoa oh oh yeah  *Beginning Chorus*  And I never felt this way before  And I wanna give you all my world cuz  You you make me believe in love at first sight  And I do, yes I do, I-I do, yes I do  You you make me believe in love at first sight  And I do, yes I do, I-I do, yes I do  *Verse 1*  Girl you make me believe in things I've never seen  And it's a trip to me how she got me feelin weak  I just don't understand I was the type of man  That could care one less about a girl yet here I am  I don't know what to say think bout everyday  I must admit that I hate whenever you're away  I don't know what to do cuz when I think of you  Somethin happens to me babe  *Pre-Hook*  Oh pretty girl I really don't think that you know  How strong or deep my love for you can go  I never thought it could happen to me  But baby girl I'm starting to believe  Believe in love at first sight  And girl I love that it's

tentang aku (dan buku harian ku)

aku dan diaryku mungkin di dunia ini semua orang memiliki buku harian sebuah agenda yang nyaris berisikan tentang keluh kesah yang keseluruhan isinya hampir bersifat sangat pribadi dari kegiatan kita sehari hari dan … dan biasanya tak satupun orang yang kita izinkan yang kita beri kesempatan untuk membacanya tapi tidak dengan diriku aku bukanlah orang yang mahir membuat sebuah tulisan yang menceritakan kegiatan kita seharian penuh, sesaat sebelum kita tidur dan sebelum selimut hangat mengantarkan kita kebunga mimpi jika kalian ingin tau, diaryku bukanlah seperti bukan seperti diary pada umumnya melainkan sebuah rangkaian kata kata yang mungkin jika seseorang membacanya akan terlihat dan terkesan seperti lembaran lembaran puisi, ya memang! jika kau ingin mengetahui buku harianku, hampir semuanya bahkan tiap lembarnya nyaris beruba tulisan puisi Jadi, aku dan diaryku hingga sekarang tak pernah berpisah, meskipun kadang harus terganti, tapi tetap saja akan terjaga kenapa ? karena hanya