Langsung ke konten utama

RINDUKAN DIRIMU (part 1-5)

Mungkin kaki ini tlah lelah menapaki batu batu krikil di jejak jejak hidupku, namun tak pernah aku lunglai sedikitpun untuk terus berjalan maju untuk mencarimu, saat tak ada seorangpun yang mampu meyakinkanku kemana arah yang harus ku tuju, ternyata aku menemukanmu, "hai, aku boleh duduk sebangku sama kamu ?" suara mu saat itu begitu asing di telingaku, di saat pertama kali kita bertemu, di tahun pertama kita memakai seragam putih biru ..

#DAN DISINILAH CERITA MEREKA BERMULA#

"Ahmad Fauzy Adriansyah..." kau mengatakan nama mu dengan seulas senyuman tanda sebuah awal yang menyenangkan ! aku tersenyum dan menerima tanganmu yang kau acungkan kepadaku, "kamu bisa panggil aku Ozy .." lagi lagi kau mengeluarkan suaramu yang cukup khas itu, dan tetap dengan senyuman mu, dan saat itu aku mulai percaya, bahwa kau akan menjadi sahabat terbaiku ! waktu terus berjalan dan kini saat aku menggayuh sepedaku dengan malas kau tau apa yang sedang ada di fikirku.
"kenapa Rio ?" kau bertanya padaku sembari menyusul ayunan sepedaku, aku tersenyum, kenapa kau selalu bisa membuat ku ingin bercerita ? ingin bersandar dari lelah dan berteduh dari hujan ? bila mengingatmu ... "Rio ?" kau mengulang memanggil diriku yang kini mulai menepikan sepeda di pinggir jalan, di sebuah persimpangan jalan, dimana apabila pagi kita bertemu dan bersepeda bersama kesekolah dan bila sore tiba, kita berpisah disini, di jalan yang sama menuju kerumah masing masing.
Hampir setiap hari kita bersama, melalui hari hari dengan seragam baru yang menunjukan kita sudah tidak lagi sebagai siswa sekolah dasar namun kini kita sudah menjadi seorang siswa SMP, aku bangga mempunyai teman sebangku seperti dirimu, kau yang selalu ceria dan perhatian dengan apa yang ada di sekelilingmu dan kau yang selalu bisa membuat semua orang nyaman saat bersamamu.

"Hei, bengong neh ??" tiba tiba suara yang cukup memekakan telingaku terdengar keras menghentakku, menyadarkan aku dari lamuanku yang sudah jauh entah kemana, "ah ! kamu Vin ? kenapa sih ?" tanya ku sedikit kesal karena masih kaget, "kamu gak denger ? dari tadi suara yang keluar dari toa ?" ujar Alvin dengan pertanyaanya yang sepertinya juga sedikit ada nada kekesalan disana, "toa nya bilang, ketua kelas dari kelas 9.b di panggil ke ruang TU .." lanjut Alvin tanpa mau berlama lama lagi menunggu jawaban dari mulutku, aku bergegas menuju ruang TU, namun sebelumnya aku juga sempat mengucapkan kata terima kasih pada teman sekelas ku itu.
Aku berjalan memasuki ruangan kelas dengan setumpuk amplop berwarna putih, surat surat itu baru saja aku dapatkan dari ruang TU tadi, "Alvin,, Deva,, Lintar ..." aku membagikan amplop itu satu persatu, kepada seluruh teman sekelas ku, lalu aku pun membuka surat yang di tujukan kepada ku, setelah membacanya dengan malas di pertengahan surat itu aku terhenti, saat seseorang berjalan menghampiriku, "Rio, kamu hari ini kelihatan sedikit aneh .." kalimat itu terlontar dari seseorang yang dulu juga menjadi teman sekelas ku 2 tahun lalu, ia bernama Keke, seorang cewek yang setau ku cukup sering menjadi topik obrolan favorit anak anak cowok di SMP kami, "oh ya ?" jawab ku datar, tanpa berani memandangi matanya, "iyah kamu bener bener aneh hari ini ..." lanjutnya lagi dengan memberi penekanan di setiap kata katanya, lalu ia duduk di kursi yang ada di sampingku, "kamu kenapa Rio ?" tanyanya lagi, aku hanya terdiam dan bertanya di dalam benak ku sendiri, 'apakah aku memang aneh hari ini ?' "aku fine fine aja kali Ke ??" jawab ku akhirnya dengan berbohong, dia justru memandangku dengan lekat, seolah iya ingin mencari tau kebenaran kata kata ku itu, "kamu lagi keinget dengan Ozy yah ?" tebaknya tepat, aku mengangguk pelan, aku fikir dia sudah cukup mengerti dengan anggukan ku itu, karena dia pun tau bahwa hal ini sudah sangat tidak asing lagi di setiap hari hari ku yang kadang kala dirinya lah yang selalu mendengar keluhanku, "terus gimana ? kamu di terima di SMA mana ?" lanjut Keke lagi, entah apa yang ada di fikir nya, mungkin ia bermaksud agar aku tak larut dengan pikiran ku tentang Ozy, seorang sahabat yang juga sahabatnya dan semua teman kami di SMP ini, yang kini tak lagi ada di hari hari kami, dan baik kau ataupun aku juga tak tau mengapa dia menghilang, "aku ? belum selesai nih bacanya .." jawabku dengan kembali melanjutkan membaca surat yang sedari tadi ada di genggamku, "aduh, cepetan dong bacanya .. kalo aku di terima di SMA 38, aduuh, seneng banget ! aku bisa di terima di sekolah impian ku !" Keke berkata dengan penuh semangat, namun tidak dengan ku, "yah,,, aku gak di terima di SMA favorit ku, tapi .. aku di terima di SMA 38 juga" lanjutku sedikit kecewa, SMA 38 adalah sebuah sekolah Internasional, dan semua murid di SMA itu tinggal di sebuah asrama yang tak kalah mewah dengan gedung sekolahnya, yang semuanya bergaya ala Jepang Modern, dan sekolah impian ku itu adalah SMA yang khusus untuk anak laki laki, dan alasan ku memilih sekolah tersebut karena yang aku tau, di sekolah itu ada seorang guru berbakat yang juga seorang musisi terkenal di Indonesia, "wah, tandanya kita bakal satu sekolah lagi dong ?" tanya Keke bersemangat, aku hanya tersenyum getir, tak terasa sebentar lagi aku akan melangkah meninggalkan SMP tercinta ku ini, padahal seperti baru kemarin aku mengenalnya, mengenal dirinya sosok sahabat yang hingga saat ini aku belum juga menemukan penggantinya, meskipun ada Alvin, Keke, Deva, serta Lintar yang juga selalu dekat dengan ku.

Hari ini, hari terakhirku untuk melakukan registrasi untuk masuk ke SMA 38, Keke dan Alvin talah menungguku di sana, aku menambah kecepatan ku mendayung sepeda kesayanganku, aku tak ingin mereka terlalu lama menunggu ku, setibanya di sekolah itu, aku merasa jantungku berdebar cepat melihat beberapa murid berseragam putih abu abu, mereka tampak jauh lebih dewasa dengan balutan seragam itu, aku tersadar dari lamunanku saat ALvin dan Keke menghampiriku di parkiran sepeda, "Rio, lama banget sih ?" tanya Keke sedikit melotot gemas, aku tau mereka tak pernah bisa benar benar marah denganku, "langsung aja yuk !" ajak Alvin pada ku dan Keke, ia berjalan mendahului ku, dan Keke menyusul langkahnya sepertinya Keke tak kalah ingin segera cepat masuk ke gedung sekolah mewah itu, hari ini kami akan mendaftar ulang untuk memastikan bahwa kami benar benar akan bersekolah disini, "ngantri nih .." ujar Alvin sembari duduk di sebuah kursi panjang yang masih kosong di ruangan itu, "lama gak sih ? aku ke toilet dulu yah ?" ujar Keke bejalan manjauh dari ku dan Alvin, "Vin, kalian tadi sudah lama yah nungguin aku ?" tanya ku pada Alvin yang sedang asik melihat brosur SMA tersebut, "ng,, gak juga sih tapi Keke tuh yang gak sabaran .."
"oh iya, kamu bukannya di terima yah di SMA Putera ?"
"hah ? kata siapa ? ikutan tes aja nggak ... bukannya itu SMA impian kamu ? kalo aku sih nggak Rio"
"hha,, kirain ? jadi aku salah info dong ?"
"hhuuu.. makanya, langsung tanya ke orangnya dong, masa gosip di percaya ?"
"haha,, terus siapa aja di kelas kita yang masuk SMA itu ?"
"nggak tau juga, tapi yang aku tau pasti ya si Lintar, malah dia dapet beasiswa lho .."
"serius ? wah, hebat donk !"
"yah, aku sih dah gak kaget lagi, dia kan selalu jadi juara umum di sekolah kita ?"
"wah,, harus ngucapin selamat nih sama dia ?" ujar ku lagi, masih dengan perasaan salut dengan Lintar, ya benar kata Alvin, Lintar memang pantas masuk di sekolah itu, karena memang nilai prestasinya selalu menjadi yang paling tinggi di sekolah, 'Alvin, Mario, ...' terdengar suara dari sebuah microphone memanggil nama kami, itu berarti sudah giliran kami untuk melakukan registrasi, kebetulan Keke sudah kembali dari toilet, kami memberikan syarat syarat dan menandatangani beberapa surat yang selanjutnya akan di adakan kunjungan kerumah rumah calon murid untuk mengetahui latar belakang keluarga murid tersebut, akhirnya setelah kurang lebih 30 menit kami disana akhirnya kami bisa pulang, namun 'bRRaaak !' aku tak sengaja menabrak seseorang, Keke membantuku berdiri, sedangkan Alvin justru membantu orang tadi untuk mengumpulkan kertas kertas yang ada di genggamannya, "maaf yah .." ujar orang itu pada kami bertiga sembari membungkukkan badannya, padahal aku yang telah menabraknya, sepertinya ia terburu buru, karena ia langsung bergegas ke salah satu meja registrasi yang tidak terlalu jauh dari tempat kami berdiri, 'OSI !!' ujar seseorang yang lain meneriakinya, mungkin orang itu adalah temannya, aku dan Keke serta Alvin tak mau ambil pusing atas kejadian kecil ini, kami lalu segera bergegas meninggalkan ruangan itu dan pulang kerumah masing masing.

Aku membuka album kenang kenangan dari SMP kami yang baru tadi pagi di bagikan, di sana banyak cerita cerita dari angkatan kami yang juga di tambah dengan foto foto mereka, saat aku membuka sebuah halaman, aku melihat goresan tangan Keke hasil keterampilannya mendesign sebuah gambar di komputer, aku sempat terkejut, di halaman sebesar 24x30cm itu, penuh dengan foto kami bersama, ada saat Keke merayakan ultahnya ke 12, di sana terlihat aku, Keke, Alvin dan ... Ozy ! ada Ozy di foto itu, lalu aku sempat terbawa melayang teringat hari itu, saat Keke tertawa bebas karena mendapatkan surprise dari kami bertiga, gambar berikutnya adalah gambar yang tak akan pernah aku lupakan, ini adalah gambar karya tangan Ozy dan Alvin, saat Keke dan aku tiba tiba di tugaskan untuk mewakili lomba gambar di sekolah, namun karena aku dan Keke saat itu bingung ingin menggambar apa, alhasil Ozy dan Alvin segera mengambil alih kertas gambar itu dan menggambar wajah kami ber-4, sangat menyenangkan ! aku dan Keke sampai tertawa terpingkal pingkal melihat hasil gambar keduanya, aku melanjutkan tanganku membalik lembar demi lembar di album itu, mungkin sudah lebih dari setengah buku aku pandangi halaman demi halaman, aku melihat foto Lintar saat ia berhasil menyabet Juara Olimpiade Matematika, serta foto Deva saat ia menjadi salah satu murid pertukaran pelajar Indonesia dan Amerika, masih banyak lagi foto yang lainnya, dan terakhir foto yang tak kalah membuatku takut akan nanti kerinduanku pada SMP kami dulu ialah, foto sewaktu kami memenangkan lomba band yang di adakan tingkat SMP se-Ibu Kota, disana ada aku, Lintar, Alvin, Deva, serta Keke. Aku merasa lelah, dan setelah meletakan album tersebut di meja belajarku, aku segera mengenggelamkan diriku di balik selimut hangat di kamarku, namun sesungguhnya bayang bayang gambar dari masa SMP ku itu, masih ikut bersamaku, dan menyatu dalam mimpiku malam ini.

#HARI PERTAMA DI SMA#

Alvin baru saja menghubungiku, bahwa ia sedang berada di jalan menuju sekolah baru kami, sedangkan Keke masih berada di rumahnya, aku bersama mama ku kini masih menunggu kehadiran mereka, kemarin kami sudah merapikan kamar kami dan meletakan beberapa barang yang akan kami butuhkan selama di asrama, selama kami menjadi murid SMA ini. Tampak banyak murid baru seangkatanku, yang juga sedang bersama wali mereka masing masing, sesungguhnya aku masih sedikit ragu untuk tinggal di asrama, ya kedua orangtua ku tau betul bahwa sebenarnya impian ku bukanlah bersekolah di sekolah berbasis Internasional ini, melainkan di sekolah yang memang hanya berstandar Nasional, namun memiliki seorang pengajar yang juga seorang musisi terkenal di Indonesia, tapi aku tak ingin bersekolah disini bukan karena nilaiku yang tak sepintar Lintar atau tak sedahsyat Deva, karena akupun sebenarnya hampir sama dengan kedua juara kebanggan sekolah itu, aku tak kalah jauh dari mereka.
Setelah acara sambutan untuk para wali dari pihak sekolah, dilanjutkan dengan acara perkenalan sesama wali murid, semuanya berbaur saling berkenalan, Alvin dan Keke yang sedari tadi duduk di dekatku belum juga beranjak dari duduk, mereka sepertinya sama denganku, masih bingung dengan suasana baru disini, "oh iya, kamu tau gak ? ternyata Keke kamarnya berisi 4 orang lho, kalo kita cuma 2 yah Rio ?" ujar Alvin bersemangat bercerita, "oh ya ?" aku bertanya ulang pada Keke, Keke mengangguk, "apa asrama anak cewek memang begitu yah ?" tanya ku lagi, "iyah, katanya sih kalo asrama cewek memang 4 orang dalam 1 kamar" jawab Keke menjelaskan, "tapi gak apa apa lah Rio, toh kita tetep sekamar ! hha .." jawab Alvin lagi, ia sepertinya sangat antusias untuk bersekolah disini, aku pun juga sebenarnya lega karena mendapat teman sekamar, yang sebenarnya sahabatku sendiri, kami mengobrol panjang dan tak jarang di sela obrolan kami, kami tertawa dengan bebasnya.
Jam tangan Alvin sudah menunjukan pukul 7 malam, dan raut wajahnya mulai berubah, "wah, kayaknya para wali bakal pulang nih sebentar lagi ?" celetuknya pada kami berdua, "masa sih ?" tanya Keke pada Alvin, Alvin mengiyakan perkataan Keke, dan ternyata benar, selang beberapa saat para wali di persilakan pulang, dan malam ini adalah malam pertama bagi anak anak tahun pertama di SMA 38 ini.

Mentari pagi belum menampakan sedikitpun tanda tanda kedatangannya, aku terbangun dan memandang jam kecil yang ada di atas sebuah meja yang terletak persis di antara ranjang ku dan Alvin, 05:23 waktu yang masih sangat awal untuk membuka mata, entah jam berapa aku dan Alvin tertidur tadi malam, karena kami terlalu panjang bercerita yang tak tau kemana arahnya, 'nyenyak banget tidurnya ..' batin ku saat melihat tubuh Alvin masih tertutup selimut, aku melangkah mendekati jendela, gedung asrama ini berlantai 5, dan kini aku berada di lantai 3, aku tak sengaja menangkap sosok seseorang yang sepertinya sedang berlari lari kecil di lapangan yang di kelilingi oleh gedung asrama ini, 'wah, masih jam segini sudah ada yang olah raga ..' ucapku membatin lagi, aku mengambil jaket ku yang tergantung di samping lemari pakaianku, berniat menyusul orang itu ke bawah, karena sepertinya ia begitu menikmati keadaan pagi ini, "Rio .." suara Alvin membuat tanganku yang sebelumnya akan memutar kunci kamar tertunda, "kamu dah bangun ?" lanjut Alvin lagi, sembari memegangi matanya sepertinya sedikit silau karena lampu kamar yang kini hidup, "iya, kamu tadi tidur nyenyak banget aku jadi gak tega banguninnya .." jawabku dan memutar langkah kembali ke tempat Alvin, "mau keluar yah ? kemana ? ngapain ?" Alvin memberikan pertanyaan yang berderet untukku, aku jadi ingat sebelumnya aku ingin segera turun untuk menemani seorang anak yang sedang di taman asrama sendirian, "oh iya yah ..." jawabku menggantung dan aku kembali mengintip melalui jendela, tak ada seorangpun di bawah sana, aku bingung kenapa aku harus penasaran untuk menyusulnya ? "ah, gak pa pa kok Vin .." jawabku, 'sudahlah ...' pikirku lagi, "Rio, hari ini kita pengenalan kegiatan kegiatan sekolah kan ?" Alvin bertanya sembari beranjak dari duduknya, aku mengangguk, "kalo gitu, aku mandi duluan yah .." lanjut Alvin lagi dan menghilang di balik daun pintu kamar mandi, aku terdiam sendiri, lalu terdengar bunyi tanda pesan masuk dari ponsel Alvin, aku segera meraih ponsel itu meskipun tanpa seijin Alvin, aku yakin dia tak akan marah,

From : Keke
Message : dah bngun blum? klo klian dah rapi, aq tgg d tman yh ..

ternyata dari Keke, ah aku kira jam segini sahabat kami itu masih belum bangun dari tidurnya,

To : Keke
Message : nih q rio iyh nnti qt nysul kmu yh ke, alv msih mndi n q lum mndi sma skali .

aku membalas pesan itu, dan setelah itu, aku kembali meletakkan ponsel Alvin di tempat semula.
Sembari menunggu aku mempersiapkan pakaian yang akan aku pakai untuk hari ini, beberapa kemeja baru yang kami dapatkan dari sekolah baru kami, pastinya akan menjadi pakian sehari hari kami selama kami bersekolah disini, meskipun bawahannya tak selamanya harus berwarna abu abu, atau celana sekolah lainnya.
Alvin keluar dari kamar mandi dan aku segera menggantikannya untuk segera mandi..

Tadi pagi, sesaat sebelum dimulainya perkenalan murid murid baru dengan seluruh ekskul yang ada di SMA 38 ini, Keke sempat bercerita, ternyata dia mendapatkan teman sekamar yang menyenangakan, dan ia pun mengenalkan teman temannya pada ku dan Alvin, benar kata Keke mereka memang menyenangkan, dan ternyata ketiganya berasal dari SMP 38, SMP yang memiliki gedung yang sama dengan SMA kami, hanya saja alamatnya jauh berbeda, "Rio, kita di kasih waktu instirahat ampe jam berapa sih ? laper nih .." gerutu Alvin saat kami sedang berjalan menelusuri koridor sekolah, "ng,, sampe jam 1" jawabku sembari sempat melirik ke jam yang melingkar di pergelangan tanganku yg menunjukan angka 11:33,
"kalo gitu, kita ke kantin aja yuk !"
"hm, boleh .."
"siip !" jawab Alvin semangat, sepertinya dia memang sudah sangat lapar, mungkin karena tadi pagi kami hanya sarapan sereal.
"rakus, laper apa doyan tuh ?" tanya ku menjahili Alvin yang sepertinya kelihatan asik sendiri melahap makan siangnya, Alvin tersenyum, lalu ia menghentikan suapan sendok ke mulutnya saat ia menyadari bahwa makan siangku masih belum tersentuh sama sekali, "kamu kok gak makan ? belum laper ? mau sakit hah ?!!" tanya Alvin padaku dengan nada sedikit nyolot,
"hha .. bukan, aku cuma lagi kepikiran waktu kita lagi bolos n makan di kantin sekolah kita dulu !"
"lho ? apa hubungannya ?"
"hha, gak tau juga sih, aku tiba tiba inget karena aku liat kamu siang ini makan nasi soto, sedangkan aku makan nasi goreng .. waktu itu kita menunya juga begini"
"hha, aku tau maksud kamu Rio, kita tukeran menu makanan favorit kan ? hhha ..."
"iyah, benerrr banget !"
"hei, kalian makan sambil ngegosip !" Keke yang tiba tiba datang bersama salah satu teman barunya yang bernama Nova langsung mengambil tempat duduk kosong dimeja yang sama dengan kami, "hhi, gak kok Ke, si Rio nih, ngajakin ngobrol .." jawab Alvin masih dengan sisa tawanya, Keke memandangiku dan Alvin secara bergantian, sebelum kembali mengeluarkan suranya, "Alvin di panggil tuh ke ruangan pengurus asrama" lanjut Keke menyampaikan maksud kedatangannya, "oh ya ?" tanya Alvin penasaran, Keke hanya menjawab dengan anggukan yang pasti, "okelah ntar aku bakal kesana, tapi setelah makan .. hha!" jawab Alvin enteng, "hhuu, dasar kamu Vin" ujar ku sambil menyikut lengannya, "oke deh, kalo gitu, aku ma Nova balik ke meja kami yah ? mo lanjutin makan juga .. tuh Acha ma Zepa dah nungguin" ujar Keke lagi, lalu setelah mendapat respon dari ku dan Alvin, ia bersama Nova meninggalkan meja kami berdua.

Seperti apa yang sudah Alvin bilang tadi, setelah kami selesai makan siang, aku langsung menemani Alvin ke ruangan Ibu Winda yaitu pengurus asrama kami, ternyata saat kami masuk sepertinya Ibu pengurus asrama sedang berbincang dengan seorang murid, sepertinya murid itu juga seangkatan dengan kami, "maaf, Ibu memanggil saya ?" tanya Alvin pada Ibu pengawas, "iya, kamu Alvin kan ? silakan duduk," ujar ibu itu menjawab dan mempersilahkan Alvin duduk, aku tak ikut mendekat karena tak ada lagi kursi kosong untukku di dekat meja tersebut, alhasil aku duduk di sofa untuk menunggu Alvin, "Alvin, kamu hanya sekamar dengan Rio kan ?" ujar Ibu itu memulai kalimatnya, "iya Bu .." jawab Alvin singkat, "kalau begitu mulai hari ini kalian tidak hanya tidur berdua sekamar, tapi kalian akan mendapatkan teman sekamar baru .." lanjut Ibu itu dengan mengeluarkan senyumnya di akhir kata katanya, Alvin masih diam tak menanggapi, "ini, kenalkan namanya Ahmad Fauzi, dan dia yang akan menjadi teman sekamar kalian ..." lanjut Ibu itu lagi, "hai, aku Fauzi .." ujar anak itu lembut, Alvin terdiam saat anak itu menyapanya dan mengajaknya berkenalan, akupun yang tak sengaja mendengar anak itu menyebutkan namanya, langsung terhentak berdiri secara refleks, "Ozy ...?" ucapku dan Alvin secara serentak, namun mungkin hanya kami berdua yang bisa mengerti, "iya, Fauzi ini dulu bersekolah di Batam sewaktu SMP, karena orang tuanya yang mendapatkan tugas disana, dan dia seangkatan kalian saat ini .." ujar Ibu Winda kembali ber ujar, "oh iya, Rio kamu tadi bilang apa ?" tanya Ibu itu pada Rio, "ah, nggak apa apa Bu .. Rio hanya terlalu senang mendapat teman sekamar yang baru ..." sanggah Alvin membantu Rio, karena Rio hingga saat ini masih diam terpaku, "baiklah, kalau begitu kalian ajak Fauzi ke kamar kalian yah ... nanti saya akan menyuruh salah satu karyawan asrama untuk menambah ranjang tidur di kamar kalian" ujar Ibu Winda lagi, lalu Aku segera bergegas keluar di susul Alvin yang berjalan beriringan dengan Fauzi.

"Kamu Ozy kan ?" aku memberanikan diri menyapanya duluan, saat ia sedang duduk sendiri di kursi meja belajarnya, kebetulan Alvin sedang ke kantin membeli sesuatu bersama Keke, "iyah. kok kamu bisa tau nama panggilan aku ? padahal kan aku belum bilang ?" jawabnya lagi, dengan suaranya yang masih seperti dulu, suara yang sangat aku rindukan, namun tak dengan senyumnya, dia sepertinya bukan Ozy yang ku kenal dulu, "kamu dulu sekolahnya dimana ?" tanya ku lagi, berusaha bersikap biasa dengan sikapnya yang sepertinya tak mengenaliku sama sekali, "aku dulu sekolah di Batam, di SMP Pemuda . kalo kamu ?" jawabnya, masih dengan air muka yang biasa saja, padahal aku berharap ia benar benar Ozy yang ku kenal dulu, "oh,, aku sekolah di SMP 1, kamu lupa yah ?"

"hah ? lupa ? aku kan belum tau, bukan lupa Rio .."

"oh ya ? kamu,,, Ahmad Fauzy Adriansyah kan ? kamu lahir tanggal 6 desember kan ?!"

"hah ? iyah nama lengkapku itu dan tanggal lahir ku juga, kok kamu malah nyolot gitu sih ngomongnya ? mang aku ada salah ya sama kamu ? trus gimana kamu bisa tau tentang aku .." kali ini raut wajah Ozy berubah sedikit di tekuk, mungkin karena nada suaraku yang mulai meninggi, 'tok tok tok ..' terdengar bunyi daun pintu di ketuk, "masuk .." ujar ku cepat, ternyata Alvin yang sudah kembali dengan 2 bungkusan di kedua tangannya, "hhe .. sorry lama, maklum Keke tuh masa ngajakin ke mini market dulu ? jdi kita terpaksa deh izin keluar .." ujar Alvin begitu ia masuk dan bergabung mendekat kepada ku dan Ozy, "hai Ozy .." sapa Alvin pada Ozy, sejak tadi ia belum sempat ngobrol dengan Ozy, padahal dia yang pertama kali di perkenalkan kepada Ozy, maklum Keke yang tiba tiba menelpon gak bisa di ajak kompromi, "hai Vin .." jawab Ozy pada Alvin, namun kali ini tentu dengan sedikit senyuman tipis dibibirnya, yang mungkin hanya beberapa detik, "kamu pa kabar Zy ? dah lama gak ketemu kamu gak banyak berubah ya ?" ucap Alvin lagi, sepertinya ia belum menyadari bahwa dari tadi Rio memasang wajah yang kecewa, "Keke bilang, dia kangen tuh pengen ketemu kamu, tapi kan anak cewek gak boleh ke asrama cowok, jadi kita susul Keke ke taman yuk ? dia dah nungguin tuh .." lanjut Alvin lagi bersemangat, tanpa menunggu jawaban dari bibir Ozy, Alvin bingung, kenapa Ozy seperti tidak mengenalinya ? bukannya mereka baru 2 tahun tidak bertemu ? saat hari terakhir mereka di kelas 7, "Ozy ..?"

"iya ?"

"kamu Ozy kan ?"

"hha, pertanyaan kamu sama kayak Rio tadi, kalian kenapa sih ? emang kita pernah ketemu yah sebelumnya ?"

"hah ? maksud kamu, Rio tadi juga nanyain hal yang sama ke kamu ?"

"iya .."

"Zy, kamu bener bener nggak inget dengan kita berdua ?"

"hah, kalian ini aneh ya ? kitakan baru ketemu hari ini ?"

"maksud kamu ?" "kayaknya dia ilang ingatan Vin, atau mungkin dia memang udah lupa dengan kita .." sanggah ku di tengah tengah obrolan mereka, Alvin benar benar mengerti sekarang, kenapa dari tadi Rio hanya diam saja, "Ozy, kamu ... nggak amnesia kan ? kamu masih inget kan dengan aku dan Rio ?" tanya Alvin lagi sambil sedikit mengguncang guncang tubuh Ozy,


Pagi ini, sudah masuk hari ke 6 kami di asrama, dan di setiap hari sabtu, semua murid boleh pulang dari asrama dan kembali lagi pada minggu sore, aku terbangun dari tidur, di tengah kegelapan malam, dan juga lampu kamar yang memang tidak menyala, aku mengubah posisi badanku, dan duduk bersandar di atas kasur, aku diam sambil memeluk lutut ku sendiri, hingga hari ini aku masih terus saja dirasuki rasa rinduku yang begitu besar pada sahabat ku, Ozy. Namun aku juga tak kalah kecewanya, karena Ozy yang aku temui kini, sudah tak ingat lagi akan diriku, Keke dan Alvin pun begitu, mereka juga tak mengerti mengapa Ozy bisa secepat itu lupa pada kami ? kami yang dulu adalah sahabatnya dan kemanapun, kapanpun kami selalu bersama aku memutar pandanganku ke sisi kiri dan kanan tempat tidurku, Alvin seperti biasa tertidur hingga ia tenggelam di bawah selimut hangatnya, sedangkan Ozy, 'huhff .. kenapa ? tolong bilang padaku dan semuanya, apakah kau benar benar lupa atau kah kau memang bukan Ozy yang kami miliki dulu ?' ujar ku membatin berharap ada sebuah jawaban dari Ozy yang kini sedang menikmati alam mimpinya, 'Rio, mungkin sebaiknya kamu tanya dengan orangtua Ozy langsung ..' kata kata Keke beberapa waktu yang lalu masih jelas bisa ku ingat, 'yah, mungkin memang sebaiknya begitu, aku sepertinya memang harus menanyakan hal ini dengan orangtua Ozy, toh aku juga sempat mengenal orangtua nya dengan dekat' aku masih terus bergelut dengan beribu pertanyaan di benakku, lalu saat aku melirik jam kecil di atas meja yang memperlihatkan waktu 02:45 , aku sempat terkejut sewaktu ada seseorang yang memanggilku, "Rio .." suara itu terdengar parau dan bergetar, "Ozy ..?" jawabku akhirnya, Ozy juga segera duduk dari tidurnya, "aku kemarin sempet ngeliat kamu kebangun jam segini, tapi aku langsung tidur lagi, dan ternyata aku hari ini ngeliat kamu bangun lagi di tengah malam .." lanjutnya, meskipun aku tak terlalu jelas melihatnya karena gelap, namun aku tau, tampak tersirat kepeduliannya terhadapku dari nada suranya itu, "oh, maaf kalau sudah bikin kamu terbangun .."
"hm, nggak kok kamu gak berisik sama sekali ..."
aku tertunduk diam,
"Rio, kalu kamu ada masalah cerita dong, kita kan teman sekamar ? jadi kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita dengan ku"
"thank's ya Zy .."
"masih gak mau cerita ? atau kamu mang gak bisa cerita tentang masalah kamu itu ke aku ?"
"ng,, bukan begitu Zy .. aku sebelumnya minta maaf yah ke kamu"
"minta maaf ?"
"iya, aku minta maaf karena beberapa hari yang lalu aku sempet ketus ke kamu"
"oh ya ? tapi aku gak ngerasa kamu ketus ke aku ?"
"ehm, dulu waktu aku masih kelas 1 SMP atau kelas 7, aku mendapatkan seorang teman baru, dan dia juga menjadi teman sebangku ku, persahabatan kami erat hingga tak ada satu hal pun yang kami rahasiakan di antara kami berdua, memang saat itu aku juga sekelas dengan Keke dan Alvin, namun persahabatan ku dengannya sewaktu kelas 7, lebih hangat dari pertemanan ku dengan Keke dan Alvin, yah meskipun Keke dan Alvin akhirnya selalu sekelas denganku, aku senang dan kami sudah bisa menjadi seperti kakak adik saat ini, tapi ..."
"kenapa ? lanjutin aja, aku denger kok"
aku tersenyum, " iyah, tapi itu semua terjadi setelah sahabat ku itu menghilang dari tengah tengah kami semuanya, seisi sekolah sangat merasa kehilangan dirinya, dia menghilang tanpa jejak entah kemana ia pergi, ia seolah di telan bumi .."
"trus ?"
aku menghela nafas yang panjang, karena kecewa ia masih belum mengerti maksud cerita ku, "dia bernama Ahmad Fauzi Adriansyah, bukankah itu nama kamu Zy ?"
"hah ? nama ku ? berarti dari tadi kamu lagi ngomongin aku dong ?"
aku mengangguk, dan sempat mengepalkan tangan ku, "iya .."
"hm, maaf ya Rio, aku yakin aku belum pernah ketemu sama kamu sama sekali sebelumnya, juga sama Alvin dan Keke .. mungkin kebetulan nama teman kamu itu mirip dengan nama ku ..."
aku masih diam, menunggu Ozy melanjutkan kalimatnya,
"aku kan dulu sekolah di Batam, bukan di Jakarta ? kalau kamu gak percaya, kamu bisa ketemu dengan orangtuaku"
aku mengangkat kepalaku yang sebelumnya tertunduk,
"Rio ?"
"iya .."
"sekali lagi maaf ya ?"
"ah, gak apa apa kok Zy, makasih banget ya udah mau denger cerita ku ?"
"hm, iya sama sama , bukannya kita bersahabat ? wajar dong kalo aku jadi tempat kamu cerita ?"
aku tersenyum, aku sangat merindukan kalimat itu dari suara yang sama,
"kalo gitu, kamu tidur lagi yah ? pagi ini kita pulang kerumah masing masing kan ?"
"iya, kamu juga tidur ya .."
"ok, malem Rio .."
"iy Ozy ..." aku dapat melihat dengan jelas bahwa Ozy kini sudah kembali mengambil posisi tidur, namun tak sama dengaku, meskipun aku kini sudah kembali masuk kedalam selimutku, mataku masih menerawang entah kemana, aku yakin, Ozy yang saat ini aku temukan adalah sahabatku yang hilang dulu, tapi .. kenapa dia tidak ingat sama sekali dengan ku, Keke dan Alvin ? padahal, aku sudah menceritakan awal pertemuan kami dulu.

Keke berlari kecil kearah ku dan Alvin yang juga sedang bersama Ozy, "hei, kalian dah lama nungguin aku ?" tanyanya saat menghampiri kami, "belum kok Ke, baru 15 menit tapi kalo pas 20 menit, kami pasti bakal ninggalin kamu .." jawab Alvin dengan gaya khasnya, "yeeiy,, jangan donk" jawab Keke dengan senyumnya, lalu kami naik ke mobil Alvin, untuk diantar kerumah masih masing oleh supir pribadi Alvin, "okey, kita mau nganterin siapa dulu nih ?" tanya Alvin yang duduk di depan, di sebelah supirnya, "ke rumah Ozy aja dulu !" jawab ku dak Keke kompak dengan semangat, "semangat amat ?? hhe .." ujar Ozy mengomentari, "oke, Ozy kamu kasih tau yah jalan ke rumah kamu ?" ucap Alvin lagi, "iya, rumah ku di jalan Perjuangan nomor 4 .." jawab Ozy sambil mengingat ngingat alamat rumahnya, "yakin ?" tanya Rio pada Ozy, "iya lah, meskipun aku baru di Jakarta masa alamat rumah sendiri lupa sih ?" jawab Ozy meyakinkan, Rio benar benar merasa kaget, karena alamat rumah Ozy pun masih sama seperti yang dulu, meskipun sepertinya Keke dan Alvin tak menyadari bahwa alamat rumah Ozy yang ia sebutkan tadi adalah alamat yang bersebelahan dengan alamat rumah ku.
Setelah 30 menit di perjalanan, kami akhirnya tiba di rumah Ozy, dan ia pun menawarkan pada kami untuk masuk sebentar, tentu saja kami tidak menolak, begitu masuk kami di sambut hangat oleh seorang wanita paruh baya yang sepertinya seumuran dengan Mama ku, tante Uci aku masih ingat betul padanya, "wah kamu sudah pulang nak ?" ujar wanita itu menyambut Ozy, dan megajak kami masuk, "Rio ?" ujarnya saat melihatku, tersirat wajah yang luar biasa terkejut saat menyadari kehadiranku bersama Ozy pagi ini, "Mama kenal dengan Rio ?" tanya Ozy heran, "ah, ng .. iya, Mama pernah ketemu waktu daftarin kamu di SMA 38 .." jawab Mamanya berkelit, kami semua bingung, Keke dan Alvin kini sama herannya dengan ku, ternyata Ozy yang kami lihat kini memang benar Ozy yang kami miliki dulu.
Kami pamit pulang, karena Alvin masih harus mengantarkan aku dan juga Keke, tak banyak hal yang kami perbincangkan tadi di dalam, semuanya hanya tentang suasana asrama di sekolah baru kami, karena kegiatan belajar belum dimulai sama sekali, "Rio, Keke, Alvin .. hati hati ya nak !" ujar wanita itu dengan senyumnya, sepertinya ia masih yang dulu, dan ia memeluk kami satu per satu, 'nanti tante cerita semuanya ke kamu ..' ujar Mama nya Ozy sempat membisikan sesuatu padaku, dan aku hanya diam, entah harus bersikap seperti apa, aku hanya bingung dengan barisan kata itu yang baru saja ku dengar.

Begitu aku tiba di rumah, kak Marcel bilang bahwa kedua orangtua kami sedang keluar sebentar, dan baru saja aku mendapatkan SMS bahwa Keke dan Alvin sudah tiba di rumah masing masing, aku masuk ke kamar kak Marcel untuk mengambil gitar, karena gitar miliku aku tinggalkan di asrama, dan aku duduk di balkon kamarku, "berjanjilah wahai sahabatku, bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum, meski hati sedih dan menangis ku ingin kau tetap tabah menghadapinya, bila kau harus pergi meninggalkan diriku, jangan lupakan aku .." aku bernyanyi bersama iringan gitar di tanganku, lagu ini adalah lagu yang selalu aku nyanyikan, lagu ini tentu saja aku persembahkan untuk sahabat ku itu, lagu yang aku ciptakan sendiri saat masuk di tahun kedua di SMP, 'kriiiing ..' telpon rumah berdering, tak lama setelah itu, terdengar kak Marcel memanggilku, ia memberitahukan bahwa ada telpon untukku, "thanks ka .." ucapku saat menyambut gagang telpon dari tangannya, "halo .." sapa ku pada si penelpon, "Rio ?" ujar seseorang di seberang sana, "ini tante Ucie, Mama nya Ozy, kamu masih inget kan dengan tante ?"
"tante ? iya, tentu saja saya ingat .." aku benar benar tak menyangka tante Ucie akan menghubungiku secepat ini,
"tante bisa ketemu kamu ? kebetulan Ozy sedang istirahat di kamarnya, tante kerumah kamu sekarang yah ? kamu masih di tempat lama kan ?"
"oh, boleh tante, iya Rio masih di tempat yang dulu.." jawabku masih dengan bingung,
"baiklah, sekarang tante on the way kesana, dah Rio .." telpon di tutup, aku masih terdiam, aku bingung, benar benar bingung, ada apa ? apakan tante Ucie, akan menjawab semua pertanyaan ku selama ini ? ya, aku harap semuanya akan baik baik saja.




Aku berjalan maenjauh dari meja telpon, berniat akan melangkahkan kaki ku ke arah taman belakang rumah, aku sempat terdiam sejenak, bergelut dengan

pemikiran ku sendiri, apa sebenarnya yang terjadi pada sahabat ku itu ? setelah 2 tahun tak bertemu, ia sama sekali tak ingat akan diriku, apakan semudah itu ia melupakan

ku ? Bel berbunyi, aku segera berlari kecil menuju pintu depan rumah, 'tante Ucie ..' batin ku, dan aku sangat ingin secepatnya mengetahui cerita darinya, "Mama .." aku

kecewa, ya sedikit kecewa ternyata yang datang adalah kedua orangtua ku, aku memeluk mereka bergantian, rasanya sudah cukup lama kami tak bertemu, padahal aku baru

beberapa hari tinggal di asrama, sepertinya kedua orangtua ku telihat lelah, "kamu pa kabar Rio ? gimana suasana sekolah barunya ?" tanya Papa ku, sembari merangkul ku,

"baik Pa, sekolah baru Rio asik Pa ..." jawabku, "kamu sudah dapet teman baru belum ?" sahut Mama dari balik pintu dapur, beliau sepertinya baru saja meletakkan sesuatu

di dalam lemari es, "udah Ma, tapi belum terlalu akrab, kan kegiatan belajar belum di mulai" jawabku, kami berbincang ringan bersama, tentu saja kak Marcel ikut

bercerita bersama kami.

Sedang asik asiknya bercerita, terdengar ketukan dari pintu rumah, aku nyaris lupa bahwa sedari tadi aku menunggu tante Ucie, Mamanya Ozy, ternyata benar

kali ini benar benar tante Ucie yang datang, "hai Rio, tante kangen dengan kamu, boleh tante masuk ?" sapanya ramah, sepertinya dia juga membawa buah tangan untuk ku,

"silakan tante .." jawabku dengan senyum yang tulus, "Mama kamu ada sayang ?" tanyanya lagi, masih dengan ciri khas lamanya, ya karena keluarga ku dan keluarga Ozy

sudah sangat akrab, aku yakin tante Ucie kesini bukan hanya untuk bertemu dengan ku, tapi juga untuk melepas rindu dengan seisi rumah, aku belum menjawab tapi

sepertinya Mama ku yang menyusul ku ke ruang tamu, sudah cukup mewakili pertanyaannya, "aduh, ada Mama nya Ozy !" sambut Mama ku sedikit histeris, mereka saling

berpelukan tersirat dari aura mereka bahwa mereka sudah sangat memendam rindu yang dalam, aku tak ingin mengganggu reunian kecil ini, jadi aku sengaja beranjak dari

duduk sembari mengambil segelas jus untuk tante Ucie, aku kembali dan sepertinya mereka sudah mulai berbincang cukup serius, ya pertama pasti basa basi bagaimana

keadaan keluarga masing masing, aku sebenarnya malas jika harus tetap standby di ruang tamu, tapi aku menantikan kabar tentang Ozy, aku harap tante Ucie tak melupakan

janjinya tadi untuk menceritakan semuanya pada ku, "oh iya, saya sekeluarga minta maaf ya mb' karena kami gak sempet pamit waktu itu ..." kalimat itu membuyarkan

lamunanku, aku mulai memasang telinga, "sini Rio .." ujar tante Ucie memanggilku untuk duduk mendekat dengannya, "begini mb' 2 tahun lalu, hari itu hari trakhir ujian

kenaikan kelas, kami sekeluarga dapat kabar bahwa Papanya Ozy di pindah tugaskan ke Batam, Ozy tentu saja tidak mau ikut dengan kami semua, apa lagi hari itu adalah

hari terakhir ujian kenaikan kelas, dia lari menggayuh sepedanya dengan kencang menuju sekolah, Papa nya benar benar kewalahan untuk menahannya, tapi,, entah apa yang

terjadi, tiba tiba Papanya sudah mendapatkan kondisi Ozy yang penuh dengan darah di tengah jalan, di persimpangan menuju sekolah ..." ujar tante Ucie bercerita panjang,

dengan air muka yang penuh haru, sepertinya ia masih sangat terpukul dengan kejadian waktu itu, "oh ya ? apa yang terjadi dengan Ozy saat itu ? dan bagaimana keadaannya

saat ini ?" tanya Mamaku tak kalah khawatirnya ingin mendengar kelanjutan cerita dari Mamanya Ozy, dan aku masih diam, masih sulit untukku mencerna kata demi kata

yang barusan aku dengar, sedikit tak percaya rasanya, "...jadi begini mb' ternyata Ozy jadi korban tabrak lari, Papanya langsung membawa dia kerumah sakit saat itu juga,

setibanya di rumah sakit Papanya baru memberitahukan pada kami yang ada di rumah, dan saya langsung menyusul mereka kerumah sakit, Ozy sempat koma selama 3 hari dan

dia mengalami gegar otak yang mengakibatkan dia kehilangan semua ingatannya, dia di rawat di rumah sakit selama 2 minggu, karena kami sudah harus segera ke Batam,

setibanya di Batam, kami masih melanjutkan pengobatan Ozy, mulai dai terapi dan masih banyak pegobatan lainnya yang kami lakukan, dengan harapan ia bisa segera kembali

pulih beserta ingatannya, tapi ternyata dia sehat hingga saat ini pun hal itu sudah sangat membuat kami senang" suara tante Ucie mulai sedikit bergetar, bahkan aku bisa

melihat jelas matanya yang mulai berkaca kaca, "jadi ..." aku mengeluarkan suara dengan berat, rasanya leher ku seperti sedang tercekik saat mendengar cerita itu, "...Ozy

hilang ingatan tante ? jadi dia memang benar benar nggak inget dengan kita semua ?" ujar ku melanjutkan pertanyaanku, "iya Rio, kami sangat sibuk untuk menyembuhkan

Ozy, sehingga urusan sekolahnya saja bukan kami yang mengurus, dan selama di Batam, hanya kami yang ia kenal itu pun, sempat beberapa bulan ia tidak bisa menerima kami,

ia memandang kami seolah kami adalah orang asing yang benar benar tidak ia kenali ..." jawabnya, "lalu, bagaimana keadaan Ozy saat ini mb' ?" tanya Mama ku ikut

penasaran, "syukurlah, dia sangat baik saat ini, malah tak ada yang berubah dari Ozy, dia masih tetap Ozy yang dulu, hanya saja dia tidak mengingat kita kecuali orang

orang yang memang sudah kembali ia temui setelah ia pulih, itu juga sebagai orang baru bagi dirinya ..." tante Ucie sepertinya sudah sangat lama ingin menceritakan hal ini

dengan kami semua, namun baru kali ini ia bisa menemui kami, "saya kaget mb' waktu liat Rio, Alvin dan Keke mengantar Ozy tadi pagi, saya gak nyangka mereka bakal

ketemu dalam 1 sekolah lagi, saya senang, ternyata mereka bisa bersama lagi .." kali ini terlihat seulas senyuman dari bibir wanita itu, "Rio juga tadi sempat cerita bahwa di

juga sekamar dengan Alvin dan Ozy, ternyata Ozy yang Rio bilang adalah teman lamanya, Rio sering murung sejak Ozy menghilang, kami juga sempat bingung kenapa tak

pernah ada kabar sama sekali ?" Mama ku pun mulai sedikit bercerita tentang ku, ya memang benar aku juga sedikit berubah sejak kepergian Ozy yang saat itu menghilang

tanpa jejak, bahkan aku sempat berkali kali berusaha mencari Ozy, di temani Alvin dan Keke setiap seusai sekolah, tapi kami selalu pulang dengan membawa kekecewaan

karena kami masih sama sekali tak menemukan informasi tentang Ozy, meskipun kami sudah berkali kali mendatangi alamat rumahnya, aku juga sempat ingat sewaktu aku dan

Alvin menunggu di depan rumah Ozy dari pagi hingga sore, Keke hanya geleng geleng kepala saat mendengar cerita kami keesokan harinya, "betul begitu Rio ?" aku tersadar

dari imajinasi masa lalu ku, aku bahkan tak tau apa maksud pertanyaan yang baru saja di lontarkan untukku, "bener kamu sampe segitunya waktu nyariin Ozy ?" tante Ucie

mengulai pertanyaannya, "ya, kurang lebih begitu tante karena kita semua juga khawatir, Ozy menghilang begitu aja, hampir seisi sekolah betul betul ngerasa kehilangan dia

..." jawabku jujur.

Malam ini, aku tidak yakin bisa tidur dengan nyenyak, setelah sore tadi bercerita panjang lebar tentang Ozy, dengan Mama ku dan tentunya tante Ucie, aku masih

betul betul bingung, aku tak menyangka bahwa Ozy waktu itu sempat mengalami kecelakaan hebat yang membuat ia kehilangan ingatannya, aku sengaja belum memberi

tahukan hal ini pada Keke dan Alvin, karena sebaiknya aku berbicara jika sudah bertemu dengan mereka langsung, ponsel ku berdering, tanda sebuah pesan baru masuk,

From : Ozy
Message : rio, km dh tdr?

ternyata itu pesan dari Ozy, aku tak tau kenapa dia tiba tiba mengirim SMS pada ku ?

To : Ozy
Message : blm zy, q blm ngntk. da pa?

From : Ozy
Message : q ganggu gk?

To : Ozy
Message : gk, knp zy?

From : Ozy
Message : hm, q cm mw ngbrol ja ma kmu, kyk ny kmu ankny asik d ajk crita2?

To : Ozy
Message : hhee, bleh2 ja. tp gk gratiz yh *kidding mo crita pa?

From : Ozy
Message : kmu tmenan ma Alvn+Ke2 dh lma?

OZY ....! andaikan kau masih ingat kami, kami adalah sahabat mu,, andaikan kau tak pernah mengalami kecelakaan tersebut, pasti kita nggak akan se-kaku ini, yang pasti lagi,

kau tak akan bertanya tentang hal itu padaku, karna kau sudah tau pasti apa jawabnya,

To : Ozy
Message : sdah lm bgt, wktu ntu qt b4 zy, qt smua dh kyk kk-adk

From : Ozy
Message : oh y? wh, asik yh puny shbt spti klian, klian 1kls yh slma SMP?

To : Ozy
Message : hm, kmu jg shbat kmi kq zy .. iy, qt kn mang sklas dri klas1 zy ..

KITA ZY ...! apa kamu masih gak bisa inget ?! aku masih berharap kamu masih sedikit mengingat kami, KITA kita semua bersahabat Zy, aku sedari tadi memakai kata 'kita'

dengan maksud agar kau bisa mengingat kami,, aku masih terus membatin dengan lirih, seolah olah aku sedang berbicara dengan orang asing !

From : Ozy
Message : trimsz yh, kl kmu mang anggap q jg shbat klian :) btw, tdi ma2 q s4 crita ttg kmu ..

YA ! TENTU SAJA, KAU MASIH SAHABAT KAMI HINGGA SAAT INI ZY DAN HINGGA KAPANPUN ... apa ? tante Ucie bercerita tentang ku ?

To : Ozy
Message : sma2 sahabat ku .. hm, ma2 kmu? ma2 kmu crita pa?

From : Ozy
Message : hmm, gk sih! ma2 q cm blang, klo ma2 q ska ngliat q tmenan ma Alvn&Ke2, pa lgi ma kmu rio..

To : Ozy
Message : oh y? hnya itu?? hm, ma2 kmu baik yh,

From : Ozy
Message : hm, y ma2 blang q hrus baik2 ma klian, krna kta ma2 qt b'4 psti bkal jdi shbat sjati, y q sdikit hran ja, knp ma2 q bs cpet
bgt percya ma klian yh? pdhl kn bru 1x ktmu ny?

To : Ozy
Message : oh, bgitu yh? hm,, klo q liat sih, kykny ma2 kmu emng puny hti mlaikat, soalny ank ny kn jg baik ky kmu? hhaa

From : Ozy
Message : wah kmu rio! btw, tlg krim nope ny ke2 n alvn yh? cz, q lp tdi minta ma mreka ..

To : Ozy
Message : hm,, iy, tuh dh q krim ..

From : Ozy
Message : thx bgt y rio, kmu dh ngntuk blm nih?

To : Ozy
Message : sma2 zy,, blum nih kmu dh ngntuk y?

From : Ozy
Message : bneran? klo gtu q tdur dluan y, klo kmu btuh t4 crita hub.in q ja, kpanpun n dmanapun!

To : Ozy
Message : yups, goodnite yh zy+ ncdream .. hha, ok2 kmu jg yh >.br/>
From : Ozy
Message : y, sahabat selamanya ..!

aku tersenyum, SMS terakhir itu adalah salah satu ciri khas dari dirimu yang tlah lama tak ku temui, aku berharap pagi akan segera datang, karena aku yakin, Keke dan

Alvin juga sudah tak sabar ingin mendengar cerita ku.

Aku menarik selimut ku, hari ini aku yakin aku bisa tidur nyenyak karena ini kamar ku sendiri, dan aku juga sudah tau keadaan Ozy yang sebenarnya saat ini, sebelum memejamkan mata aku sempatkan berdoa untuk semua orang yang aku sayangi, tak terkecuali utuk semua sahabat ku, Keke, Alvin dan Ozy, Ozy yang baru dan Ozy yang dulu.

Aku terbangun saat Mama membuka tirai di jendela kamarku agar matahari bisa dengan leluasa masuk memenuhi kamar, "Rio,
sudah jam berapa ini ? Mama kira kamu sudah siap untuk sarapan bareng ? kami
tunggu di ruang makan yah .." ujar Mama sembari menarik selimutku
agar aku segera bangun, "iya Ma ..."
jawabku malas, aku menggapai ponselku, 5 Pesan Baru dan 2 Panggilan Tak
Terjawab, aku tak menghiraukannya sama sekali, 'nanti
saja ..' batinku, dan segera bergegas ke kamar mandi, sebelum aku ke
ruang makan, "Rio, kamu hari ini ke asrama jam
berapa ?" tanya Kak Marcel di saat ia sedang asik mengoleskan selai
kacang di atas rotinya, "hm ? jam 2 kak dari
rumah .." jawabku tetap konsen dengan sarapanku, "kalau begitu, sebelum nganter kamu ke asrama, kita
sekeluarga mampir ke rumah Ozy dulu yah ?" kali ini Papa ikut
nimbrung, ternyata itu maksud kakak ku menanyakan jam berapa aku akan kembali
ke asrama, "iya, sekalian makan siang bareng,
tante Ucie yang ngundang kita Rio" Mama juga ikut berbicara, "oh, ok deh Rio sih nurut nurut aja ..."
jawabku santai, aku masih belum terlalu bersemangat untuk bercerita panjang
lebar dengan mereka semua, dan setelah selesai sarapan, aku segera bersiap
untuk mandi.


DI RUMAH KEKE

Keke sudah hampir bersiap pergi, dia juga sudah menyempatkan diri untuk pergi
ke mini market di dekat rumahnya, untuk menambah bekal di kamar asramanya, tapi
ia masih belum pergi karena masih menunggu Alvin yang sudah janji akan datang
menjemput, ia memang sering berangkat ke sekolah sejak SMP dulu bersama Alvin, karena rumah mereka bisa
dibilang saling bertetangga, rumah Keke dan Alvin hanya di pisahkan oleh 2
rumah, “mana sih,,, Koko !!” ujar Keke
berkali kali menggerutu karena Alvin belum juga datang menjemput, padahal ini
sudah hampir jam 2. Setelah menunggu sekitar 1 jam, akhirnya Alvin datang menjemput, tentu
saja Keke menyambutnya dengan menggerutu “aduuuh,,
Koko please deh ! sms gak di bales, telpon gak di angkat,, apasih mau loe ??”
ujar Keke pada Alvin yang memasang tampang tak berdosa, dan kompak menyebutkan
barisan kalimat terakhir, tentu saja hal itu membuat Keke makin panas, “aiih, yang dah SMA sekarang dah bisa pake gue elo yah ??
hha ..” kejahilan Alvin kambuh, ia justru semakin membuat Keke menekukan
wajahnya, “heh jelek ! ayo buruan masuk mobil ..”
Alvin masih dengan senyuman usilnya mengajak Keke segera naik mobil, setelah
mobil berjalan, ia baru minta maaf pada Keke karena sudah terlambat menjemput.


DI RUMAH OZY

Waktu sudah nyaris jam 2 siang, tapi kedua keluarga yang sudah lama tidak bertemu ini sepertinya masih sangat menikmati obrolan mereka, “Rio, sudah jam 2 nih, kita mau jam berapa ke sekolah ?” Tanya Ozy saat sedang bermain rubik bersama Rio di teras depan rumah Ozy, “oh ya ?” tanya Rio balik, sepertinya ia justru
kali ini bukan sedang memperhatikan Ozy, tapi seorang cewek yang sedang
berjalan menghampiri mereka, “hey, kalian dah di
tungguin tuh, bukannya bentar lagi kalian harus cepet cepet balik ke asrama ya
?” ujar cewek tadi menyapa mereka, “oh ya ka
?” Rio lagi lagi hanya mengeluarkan tanggapan singkat, ‘aku masih ingin berlama lama di sini ..’ batinnya
malas, lalu ia melangkah menyusul Ozy dan kakaknya.

Zeva hanya bisa tersenyum sembari melambaikan tangganya saat mobil beranjak meninggalakan halaman depan rumahnya, Zevana kakak Ozy yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA yang juga sudah
menganggap Rio sebagai adiknya sendiri, tak lain adalah teman SMP kak Marcel,
kakaknya Rio , dia adalah saudara Ozy satu satunya, sama seperti Rio, yang
hanya memiliki kak Marcel, ia ingat betul siapa Rio, namun sayangnya ia belum
bisa berbicara panjang lebar pada Rio tentang Ozy, karena sedari tadi mereka
selalu bersama.


Sesampainya mereka di sekolah, Ozy langsung menangkap sosok seorang cewek manis dengan balutan longdres berwarna putih dengan pita besar dibagian belakangnya, “hey, Zy
??” tegur Rio menyadarkan Ozy, kedua orangtua mereka sudah menghilang
meninggalkan halaman parkir asrama, “eh Io, ntu
temennya Keke kan ?” tanya Ozy sembari melirik kearah
seseorang yang ia maksud, “siapa ?” Rio
mencari cari orang yang Ozy maksud, “tuuh,, itu
tuh” kali ini Ozy justru menunjuk menggunakan bibirnya, “hahaha …” Rio
justru tertawa melihat tingkah temannya itu, ‘khas
Ozy’ batinnya,

“kok ketawa ? ada yang lucu ? loe belom jawab pertanyaan gw Io ..”

“lagian, apa salahnya sih nunjuk pake tangan aja ??”

“yaelah, gw takut ntu cewek ke geeran lgi ..” lho,,sejak kapan mereka pake ‘gw’ ‘elo’ ???

“hha, itu sih Nova namanya Zy ..”

“siapa siapa ? gw kagak denger,,”

“yeiy,, en o ve a ! Nova !” kali ini Rio sedikit berteriak, di kuping Ozy, ternyata seorang cewek yang merasa
namanya di panggil barusan malah menghampiri mereka, kayaknya
Rio salah pengertian nih .. “hey, Rio ! hey Ozy ..” sapa Nova saat menghampiri
mereka, “kalian baru dateng yah ? masih pada bawa
ransel gitu ?” tanya cewek yang satu lagi bertanya pada RIOZY oopsz! Udah tau kan dengan singkatan ini ?? “haha,, hey Nova !”
jawab Rio dan mereka saling berjabat tangan ala ABG jaman sekarang, ‘lho, katanya yang ini yang namanya Nova ? kok malah Rio
panggil cewek itu dengan panggilan Nova juga sih??’ Ozy membatin, ‘kayaknya ada yang salah tanggap nih ?’ pikirnya
dalam diam.

Setelah meletakan tas mereka di kamar, Rio dan Ozy keluar untuk duduk duduk di taman asrama, sekalian nungguin Keke dan Alvin yang belum juga datang, “Zy, ka Zeva
sekolah dimana sekarang ? dia kelas 2 kan sekarang ?” tanya Rio saat Ozy
sedang asik memainkan rubiknya, “heh ? kok lo tau
kalo ka Zeva klas 2 ?”

“ng,,, kan nyokab lo yang bilang, hhe ..”

“oh, iya yah ? hm, kakak gw skul d SMA Pelita, ntu tuh sekolah khusus anak anak cewe katanya ..”

“oh, ..” belum selesai Rio menanggapai, Ozy mendadak berdiri dari duduk, ‘cewe itu lagi, siapa sih dia ?’ Ozy membatin, lupa kalau ada Rio di sana, “eh Zy ! kebiasaan baru yah
? suka bengong dadakan ? hha ..” ledek Rio melihat temannya yang satu
ini, “apaan sih ? ganggu aja, lagi menikmati
pemandangan bagus nih …” jawab Ozy
tanpa melepaskan pandangannya sedikitpun dari cewe yang sepertinya, kali ini ‘beda dari yang lain’ , “hey Zy, itu Keke ama si Koko dateng !” Rio kali
ini menepuk pundak Ozy, ternyata benar Keke dan Alvin akhirnya datang juga, “Riozy ! eh, kalian dah lama nyampe ? Io, lo gw telp n
sms kok gak di respon sih ??” tegur Alvin saat mendatangi Riozy, “hha, males! Napa sih ?” tanya Rio balik, “Riozy, kalian kompakan yah hari ini pada maen rubik ?”
Keke yang juga datang bersama Alvin justru lebih tertarik menanyakan keberadan
rubik yang ada di tangan Riozy, “hhe ..” Ozy
tertawa kecil mendengar pertanyaan Keke, “gak sih,
gw mang suka ama rubik, Rio bilang kalian juga suka kan ?” Ozy
melanjutkan kalimatnya, “Oh iya, gw juga bawa rubik
nih, masing masing 1 yah, oleh oleh ni dari oma ..” Alvin baru teringat,
bahwa ia tadi sempat terlambat menjemput Keke di karenakan harus menjemput
omanya di bandara, “wah, Oma dah pulang yah Ko ?”
tanya Rio senang, “uuh, pantesan lo tadi telat
jemput gw ? dasar Koko ..” ujar Keke ikutan menggerutu. Padahal seneng tuh dibawain rubik baru.


1 BULAN KEMUDIAN

Hari ini tepat pada tanggal 3 agustus, seluruh dunia juga tau, bahwa pada tanggal 3 di setiap bulan adalah hari peringatan batik nasional, walaupun SMA 38 ini bergaya jepang modern, tapi kebiasaan memakai
batik tetap selalu di jaga, yang bikin tanggal 3 kali ini paling di tunggu
tunggu adalah, karena pada hari ini juga adalah hari ultahnya sekolah tercinta
mereka ini, jadi bisa dibilang hari ini menjadi ajang para siswa untuk tampil
se-spesial mungkin dan beda dari biasanya, yang biasanya pada tanggal 3 hanya
memakai kemeja batik seperti pada umumnya, namun di hari ini, semua murid bebas
mengeksresikan batik mereka masing masing, “ckckck,
ceileee .. ganteng amat lo Zy ?” ledek Alvin sesaat setelah selesai
mandi, “sibuk banget tuh ngacak ngacakin rambut ?”
lanjutnya lagi, “hahaha, ya iyalah secara hari ini
special gitu lho !” samber Rio gak mau kalah ngeledekin Ozy, “udah deh, bilang aja kalian sirik ama gw ?” jawab
Ozy enteng tanpa memalingkan pandangannya dari depan kaca, Rio dan Alvin kompak
ketawa dengan puasnya, ‘dasar, udah amnesia tapi
narsisnya tetep aja kagak ilang .. Alvin
dan Keke juga sudah tau keadaan Ozy dari ceritaku beberapa minggu lalu’ batin Rio di sela tawanya, “oh iya, Keke, Acha ama Nova mana ?” tanya Rio
saat teringat akan sesuatu, “hm, masih pada dandan
kali ? anak cewe kan dandanya lama ..” jawab Alvin sembari memasang
sepatunya, Ozy mengangguk menyetujui perkataan Alvin, ‘tok tok tok’ terdengar
pintu kamar mereka di ketuk oleh seseorang, Rio beranjak dari duduk untuk
segera membukakan pintu, “eh, bapak ? pagi pak…” ujar
Rio saat mengetahui ternyata yang datang adalah Pak Dave, Wakasek mereka, “pagi Rio, Ozy, Alvin ..” sapa Bapak itu ramah, “saya kesini hanya mau bilang, kalian 5 menit lagi harus
sudah siap di aula ya ..” lanjut Pak Dave pada ketiga sahabat itu, “baik pak..” jawab mereka kompak lalu mereka
segera bergegas sesaat setelah Pak Dave meninggalkan kamar mereka.

Acha, Keke dan Nova sepertinya sudah menunggu mereka sedari tadi di aula, “hey maaf lama ..” sapa Alvin pada ke-tiganya, “hey ..”
jawab mereka kompak, “oh iya hari ini kita dapet
tugas dadakan nih ..” ujar Keke semangat, lalu membagikan secarik kertas
kepada mereka masing masing, “apaan nih ?”
tanya Ozy gak ngerti, “itu lagu yang harus kita
bawain ntar, ka Dea yang bilang tadi” jawab Acha menjelaskan, “yup, bener banget kita nampil 1 jam lagi, sekarang kita
latian aja dulu …” ujar Nova melanjutkan, “lho
lho lho, bentar deh bukannya kemarin kalian dapet tugas nyambut tamu yah ? trus
gw, Koko ama Ozy dapet tugas foto foto ?” tanya Rio masih bingung, “nggak, makanya tadi gw bilang tugas dadakan Io …”
jawab Keke lagi, “ya udah deh, sekarang buruan
ambil alat musik kalian, kita latian disini yah ..” perintah Acha pada
Riozy “siip oke bos !” jawab RiozyVin
kompak. Lho, kok Koko ikutan jawab sih ? hhe …


Satu nusa satu bangsa

Satu bahasa kita

Tanah air

Pasti jaya

Untuk slama lamanya

Indonesia pusaka

Indonesia tercinta

Nusa bangsa

Dan bahasa

Kita bela bersama



DI TUNGGU AJA YAH KELANJUTANNYA ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Sebongkah Kerinduan

Hai 2015. Hai para penjelajah blog, kali ini saya kembali dan ingin mencoba untuk menulis sebuah review buku, karena sebelumnya saya belum pernah menulis review buku, jadi saya akan mencobanya dengan menulis tentang buku saya sendiri, mungkin kalian akan berfikir saya melakukan ini dengan sedikit tujuan seperti promosi atau mungkin membanggakan karya saya sendiri, tapi kalau anda meneruskan membaca review ini, saya yakin anda pasti akan berfikir sebaliknya, jadi …. Bagaimana kalau kita mulai sekarang ? Judul : Sebongkah Kerinduan Penulis : Tsanamilta Amirah Penerbit : Mozaik Indonesia Cetakan Pertama : 2013 Oke, untuk kalian ketahui, sebenarnya saya sudah menyelesaikan novel ini 2 tahun sebelumnya, dan novel pertama saya ini sebenarnya adalah naskah ke dua yang saya kirimkan pada pihak penerbit yang sama, [jangan tanya kemana naskah pertama saya saat ini karena kalaupun naskah itu rilis atau dibukukan, pasti orang orang akan mengira saya melakukan plagiat te

Jori King - Love At First Sight Lyrics + DL

(x2)  She got me feelin like  Uh uh oh whoa oh  Uh uh oh whoa oh oh yeah  *Beginning Chorus*  And I never felt this way before  And I wanna give you all my world cuz  You you make me believe in love at first sight  And I do, yes I do, I-I do, yes I do  You you make me believe in love at first sight  And I do, yes I do, I-I do, yes I do  *Verse 1*  Girl you make me believe in things I've never seen  And it's a trip to me how she got me feelin weak  I just don't understand I was the type of man  That could care one less about a girl yet here I am  I don't know what to say think bout everyday  I must admit that I hate whenever you're away  I don't know what to do cuz when I think of you  Somethin happens to me babe  *Pre-Hook*  Oh pretty girl I really don't think that you know  How strong or deep my love for you can go  I never thought it could happen to me  But baby girl I'm starting to believe  Believe in love at first sight  And girl I love that it's

tentang aku (dan buku harian ku)

aku dan diaryku mungkin di dunia ini semua orang memiliki buku harian sebuah agenda yang nyaris berisikan tentang keluh kesah yang keseluruhan isinya hampir bersifat sangat pribadi dari kegiatan kita sehari hari dan … dan biasanya tak satupun orang yang kita izinkan yang kita beri kesempatan untuk membacanya tapi tidak dengan diriku aku bukanlah orang yang mahir membuat sebuah tulisan yang menceritakan kegiatan kita seharian penuh, sesaat sebelum kita tidur dan sebelum selimut hangat mengantarkan kita kebunga mimpi jika kalian ingin tau, diaryku bukanlah seperti bukan seperti diary pada umumnya melainkan sebuah rangkaian kata kata yang mungkin jika seseorang membacanya akan terlihat dan terkesan seperti lembaran lembaran puisi, ya memang! jika kau ingin mengetahui buku harianku, hampir semuanya bahkan tiap lembarnya nyaris beruba tulisan puisi Jadi, aku dan diaryku hingga sekarang tak pernah berpisah, meskipun kadang harus terganti, tapi tetap saja akan terjaga kenapa ? karena hanya